Rabu, 17 Desember 2014

TUGAS SEJARAH INTELEKTUAL "IMPERIALISME"






 




IMPERIALISME


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd


Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah".  Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".  Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".  Imperialisme ada dua yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern.  Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan).  Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi.  Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri.
Sebab-sebab imperialisme antara lain keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia, perasaan sesuatu bangsa bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini, hasrat untuk menyebarkan agama atau ideology.  Faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16 antara lain jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah, kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan, penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, penemuan kompas (penunjuk arah mata angin), semangat Reconquista (semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya).
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah dan menyebarkan agama.  Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah mencari kekayaan termasuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, meyakini Keberadaan Prester John, menyebarkan agama, mencari kemuliaan bangsa.  Imperialisme yang terjadi di Indonesia sejak awal abad ke 18 tersebut telah menjadikan Indonesia mengalami kesengsaraan yaitu dengan dijadikannya Indonesia sebagai negara terjajah berada di bawah kekuasaan bangsa-bangsa Eropa.  Untuk itu dalam makalah ini penulis akan menulis mengenai imperialisme yang terdiri dari konsep dasar imperialisme, perkembangan imperialisme di Eropa dan Indonesia serta tanggapan penulis mengenai imperialisme.
 
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.   Bagaimanakah konsep dasar imperialisme?
1.2.2.   Bagaimanakah perkembangan imperialisme di Eropa?
1.2.3.   Bagaimanakah perkembangan imperialisme di Indonesia?
1.2.4.   Bagaimanakah tanggapan penulis mengenai imperialisme?

1.3.Tujuan
1.3.1.   Untuk mengetahui konsep dasar imperialisme
1.3.2.   Untuk mengetahui perkembangan imperialisme di Eropa
1.3.3.   Untuk mengetahui perkembangan imperialisme di Indonesia
1.3.4.   Untuk mengetahui tanggapan penulis mengenai imperialisme

 
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Imperialisme
Imperialisme ialah sebuah (kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang.  Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
Perkataan Imperialisme pertama kali muncul di Inggris pada akhir abad XIX.  Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia.  Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang kuat.  Golongan oposisi takut jika politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional.  Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam soal-soal luar negeri.  Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme".  Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah".  Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".  Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".  Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium.  Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain.  Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperialisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.  "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.  Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri.
Lazimnya imperialisme dibagi menjadi dua antara lain :
1.   Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism).  Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan).  Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya.  Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
2.   Imperialisme Modern (Modern Imperialism).  Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi.  Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri.  Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas.  Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebagai tempat penanaman modal bagi kapital surplus.
Sebab-sebab imperialisme antara lain :
1.   Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht).  Tiap bangsa ingin menjadi jaya.  Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis.  Karena itu dapat dikatakan bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
2.   Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority).  Tiap bangsa mempunyai harga diri.  Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulkan anggapan bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini dan berhak menguasai atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3.   Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme.  Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi.  Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja.  Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4.   Letak suatu negara yang dianggap geografis tidak menguntungkan.  Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5.   Sebab-sebab ekonomi.  Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teristimewa imperialisme modern.
Ø Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
Ø Ingin ikut dalam perdagangan dunia
Ø Ingin menguasai perdagangan
Ø Keinginan untuk menjamin suburnya industry
Contoh negara yang menganut imperialisme antara lain :
Ø Imperialisme Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi
Ø Imperialisme Modern : Inggeris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia
Kesan imperialisme antara lain :
Ø Berkembang penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum partikelir / swasta
Ø  Perdagangan dunia semakin meluas
Ø Negara jajahan semakin miskin
Ø Rakyat jajahan serba kekurangan karena dibebani berbagai macam kewajiban tanpa memiliki hak
Ø Kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa

2.2. Perkembangan Imperialisme Di Eropa
Imperialisme berasal dari kata imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja.  Imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan.  Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory) dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospel).
Imperialisme modern yang terjadi pasca revolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan sebagai berikut :
1.   Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industry
2.   Mendapatkan daerah pemasaran bahan industry
3.   Mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang
Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi Timur.  Kondisi tersebut menyebabkan tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa.  Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya.  Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dengan Eropa menjadi mundur, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah.
Berikut faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16 antara lain :
1.   Jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah
2.   Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan
3.   Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
4.   Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin)
5.   Semangat Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya
Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan samudra yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis dan sebagainya.

2.3. Perkembangan Imperialisme Di Indonesia
1. Masa Pendudukan VOC (Belanda)
Di antara bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia, yang akhirnya berkuasa paling lama adalah bangsa Belanda.  Semenjak keberhasilan Cornelis de Houtman mendarat di Banten, semakin banyak pedagang Belanda yang berdatangan ke Indonesia.  Kedatangan pedagang-pedagang Belanda tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat antara pedagang-pedagang Belanda itu sendiri.  Hal tersebut jelas merugikan aktivitas perdagangan Belanda sendiri.
Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat tersebut, Johan van Oldebarnevelt mengusulkan untuk dilakukan penggabungan (merger) terhadap semua perusahaan dagang Belanda menjadi satu serikat dagang.  Usulan tersbut kemudian diterima dan ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah kongsi dagang yang disebut VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) pada tanggal 20 Maret 1602.  VOC dibentuk dengan tujuan :
a.    Menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda
b.   Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lainnya seperti Portugis dan Spanyol
c.    Mendapatkan keuntungan dagang yang semaksimal mungkin
Dalam perkembangan selanjutnya, keberadaan VOC di Indonesia tidak hanya tumbuh sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik yang banyak mempengaruhi perkembangan kekuasaan di Indonesia.  Hal tersebut disebabkan karena VOC sebagai sebuah kongsi dagang diberi hak istimewa (octroi) oleh pemerintah kerajaan Belanda.  Hak-hak yang diperoleh oleh VOC antara lain :
a.    Hak memonopoli perdagangan
b.   Hak memiliki tentara
c.    Hak mencetak mata uang sendiri
d.   Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja daerah
e.    Hak memiliki pengadilan sendiri
Hak-hak yang melekat pada organisasi tersebut menyebabkan VOC yang tadinya merupakan sebuah kongsi dagang, akhirnya berjalan seperti sebuah pemerintahan yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik di Indonesia.  Aktivitas monopoli mulai dilakukan oleh Pieter Both yang merupakan Gubernur Jendral pertama VOC.  Oleh Pieter Both kekuasaan VOC dipusatkan di Ambon yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah.  Untuk menunjang kegiatan monopolinya, VOC mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain :
a.    Pelayaran Hongi, yaitu misi pelayaran Belanda untuk mengawasi dan menangkap para pedagang pribumi yang berusaha menjual rempah-rempah kepada pedagang-pedagang asing lain selain Belanda.
b.   Ekstirpasi, yaitu usaha penebangan tanaman rempah-rempah yang dianggap over produksi sehingga harganya tetap stabil.
c.    Contingenten, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak yang berupa hasil bumi.
Keberadaan VOC semakin berkibar ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat sebagai Gubernur Jendral VOC yang baru.  Pada masa kekuasaannya VOC mulai mempengaruhi kehidupan politik raja-raja di Indonesia.  VOC berhasil memindahkan pusat kekuasaannya di Jayakarta yang kemudian diubah menjadi Batavia.  Dari pusatnya di Batavia ini VOC berhasil memperluas pengaruhnya ke seluruh Nusantara.  Akibat dari politik memecah-belah yang diterapkan oleh VOC, VOC akhirnya banyak mendapatkan wilayah kekuasaan baru yang tunduk pada pengaruh kekuasaan VOC.  Daerah yang berhasil dipengaruhi oleh VOC antara lain adalah Kerajaan Banten dan Kerajaan Mataram.  Meski telah berhasil mempengaruhi kekuasaan raja-raja pribumi dan mendapatkan wilayah kekuasaan yang luas, VOC akhirnya tidak mampu mempertahankan eksistensinya.  Pada tahun 1799 VOC dibubarkan karena mengalami kemunduran-kemunduran.  Hal tersebut antara lain disebabkan karena :
a.    Pegawai VOC banyak melakukan korupsi
b.   VOC banyak menanggung hutang karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perang
c.    Kemerosotan moral di kalangan penguasa akibat sistem monopoli perdagangan
d.   Tidak berjalannya peraturan-peraturan yang telah diterapkan oleh VOC akibat banyaknya korupsi
Dengan dibubarkannya VOC, maka kekuasaannya di Indonesia kemudian diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda.  Namun Kerajaan Belanda sendiri pada waktu itu juga berada di bawah kekuasaan Perancis, maka peralihan kekuasaan tersebut tidak mempengaruhi kondisi kehidupan politik dan sosial di Indonesia.  Gubernur Jendral pertama yang ditempatkan di Indonesia adalah Herman Willem Daendels.  Pada masa kekuasaannya di Indonesia kebijakan yang diterapkan oleh Daendels antara lain :
a.    Merombak sistem pemerintahan feodal dengan sistem pemerintahan modern ala Barat
b.   Para penguasa lokal dijadikan sebagai pegawai pemerintah
c.    Membagi wilayah Jawa menjadi sembilan daerah prefektur
d.   Menjadikan Batavia sebagai pusat pemerintahan
e.    Membentuk pengadilan keliling sebagai upaya memberantas korupsi
Daendels juga medapat tugas yang utama yaitu mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.  Untuk menunjang tugasnya tersebut, Daendels mengeluarkan kebijakan-kebijakan pertahanan seperti :
a.    Membangun jalan Anyer-Panarukan yang dimaksudkan untuk mendukung mobilitas pasukan
b.   Menambah jumlah prajurit
c.    Membangun pelabuhan-pelabuhan baru
d.   Membangun benteng-benteng pertahanan
e.    Membangun pabrik senjata
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Daendels tersebut ternyata menjadi boomerang bagi kekuasaan Daendels di Indonesia.  Penindasan yang dilakukan terhadap rakyat menyebabkan Belanda kehilangan simpati dari rakyat Indonesia.  Oleh karena itu pemerintah Belanda kemudian menarik Daendels dari Indonesia dan digantikan oleh gubernur jendral yang baru yaitu Jansens.  Pada tahun 1811 Indonesia jatuh ketangan Inggris.  Belanda menyerah kepada Inggris melalui perjanjian Kapitulasi Tuntang yang antara lain berisi :
a.    Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di Asia Tenggara harus diserahkan kepada Inggris
b.   Utang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris
c.    Pulau Jawa, Madura dan semua pangkalan militer Belanda di luar Jawa menjadi wilayak kekuasaan Inggris
2.   Masa Pendudukan Inggris
Setelah berhasil merebut wilayah Indonesia, untuk mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia Inggris menugaskan Thomas Stamford Raffles sebagai gubernur jendral di Indonesia.  Pada masa kekuasaannya, kebijakan-kebijakan yang diterapkan antara lain :
Ø Dalam bidang pemerintahan :
§  Membagi pulau jawa menjadi 18 karesidenan
§  Para bupati dijadikan sebagai pegawai negeri dan digaji dengan uang
§  Melarang kerja paksa dan perbudakan
Ø Dalam bidang ekonomi dan keuangan :
§  Mengadakan perdagangan bebas
§  Mengadakan penanaman kopi dan penjualan tanah kepada swasta
§  Mengadakan landrente (sewa tanah).  Sistem Sewa tanah ini akhirnya mengalami kegagalan
Ø Dalam bidang ilmu pengetahuan
§  Membangun gedung harmoni untuk lembaga ilmu pengetahuan Bataviasche Genootshap
§  Menulis buku History of Java yang berisi tentang kebudayaan dan alam Jawa
§  Bersama isterinya Olivia Marianne merintis pendirian Kebun Raya Bogor
Dalam perkembangan politik selanjutnya, seiring dengan perkembangan politik yang terjadi di Eropa yaitu kekalahan Perancis dalam perang koalisi dan disiarkan pada Convention of London, maka Inggris sejak tahun 1816 menyerahkan kembali kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda.  Semenjak itulah Indonesia kembali berada di bawah kekuasaan Belanda.
3.   Masa Pendudukan Hindia Belanda
Berdasarkan konvensi London, Inggris menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda.  Kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak rakyat yang tidak menyukainya.  Hal ini terbukti dengan banyaknya perlawanan dari berbagai daerah seperti Perang Diponegoro maupun Perang Paderi.  Banyaknya perang yang harus dihadapi memaksa Belanda mengeluarkan kas Negara untuk membiayai perang.  Akibatnya kas Kerajaan Belanda mengalami defisit.  Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia yang berkuasa yaitu Van Den Bosch memberlakukan kebijakan yang dikenal dengan Culture Stelsell atau tanam paksa.  Tujuannya adalah untuk mengisi kembali kas negeri Belanda yang kosong.  Culture Stelsell atau tanam paksa yang diterapkan oleh Van den Bosch memuat beberapa ketentuan pokok seperti :
a.    Rakyat harus menyediakan tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasar internasional
b.   Rakyat menyediakan seperlima bagian tanahnya untuk tanaman yang ditentukan oleh pemerintah colonial
c.    Tanah yang disediakan untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak
d.   Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah Hindia Belanda
e.    Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan menanam padi.  Namun demikian, dalam pelaksanaannya penerapan Culture Stelsel ini banyak menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditentukan, misalnya :
·      Rakyat harus menyediakan tanah sampai setengahnya, padahal aturannya hanya seperlimanya
·      Tanah yang seharusnya bebas pajak tetap dikenai pajak
·      Kegagalan panen yang dalam ketentuan ditanggung pemerintah kenyataannya ditanggung oleh petani
·      Waktu tanam melebihi usia tanam padi
Pelaksanaan tanam paksa benar-benar mampu untuk menutup kekosongan kas Negara Belanda.  Akan tetapi tanam paksa juga telah menciptakan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.  Akibat tanam paksa ini rakyat Indonesia banyak mengalami kelaparan seperti yang terjadi di Grobogan, Demak dan sebagainya.
Tokoh-tokoh yang menentang penerapan tanam paksa ini antara lain :
a.    Edward Douwes Dekker, tokoh liberal dengan nama samaran Multatuli ini menulis kebijakan tanam paksa dalam sebuah buku yang berjudul Max Havelaar yang mengisahkan tentang penderitaan rakyat Indonesia akibat tanam paksa.
b.   Baron van Hoevel, seorang misionaris yang pernah tinggal di Indonesia, ia memimpin penerapan tanam paksa melalui parlemen Belanda.
c.    Van de Venter merupakan pelopor adanya politik etis (politik balas budi) yaitu seruan pemerintah Belanda mau membalas budi terhadap rakyat Indonesia.  Gagasannya dikenal dengan Trilogi Van de Venter yang meliputi irigasi, emigrasi dan edukasi.
Sejak tahun 1870 ini pemerintah kemudian mengeluarkan UU Agraria dengan tujuan :
a.    Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari pengusaha asing
b.   Memberikan kesempatan kepada swasta asing untuk menyewa tanah di Indonesia.  Para pengusaha perusahaan gula diberi kesempatan lebih luas dengan melaksanakan liberalisme di Indonesia.
 
2.4. Pendapat Penulis Mengenai Imperialisme
Mengenai system imperialisme ini, penulis kurang setuju karena imperialisme banyak memberikan dampak negative pada masyarakat.  Dampak negative system imperialisme dalam bidang ekonomi antara lain :
1.   Negara imperislis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
2.   Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
3.   Perdagangan dunia meluas
4.   Kehidupan ekonomi Bangsa yang dijajah semakin merosot 
5.   Kesejahteraan rakyat semakin menurun
6.   Sistem ekonomi uang mulai berkembang  
7.   Munculnya istilah monopoli
8.   Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap
Untuk dampak social dari imperialisme antara lain :
1.   Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
2.   Si imperialis maju, yang dijajah terbelakang 
3.   Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
4.   Makin meluasnya kebudayaan barat, sehingga kebudayaan tradisional mulai luntur
5.   Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa
6.   Timbulnya kegelisahan, kekecewaan dan kebencian rakyat terhadap pemerintah Kolonial yang menimbulkan perlawanan
7.   Munculnya gerakan Eropa-isasi
 

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Imperialisme ialah sebuah (kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang.  Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.
Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory) dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospel).  Imperialisme modern yang terjadi pasca revolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan antara lain mendapatkan daerah penghasil bahan baku industry, mendapatkan daerah pemasaran bahan industry dan mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang.
Perkembangan imperialisme di Indonesia mulai terjadi sejak kedatangan VOC ke Indonesia yang kemudina dilanjutkan dengan kedatangan Belanda da Inggris yang juga menerapkan imperialism ke Indonesia.  Penulis kurang setuju dengan system imperialisme karena dianggap system imperialisme hanya menguntungkan kaum penguasa saja, sedangkan rakyat biasa hidup sengsara.

  
DAFTAR PUSTAKA

3.         http://catatan-pril.blogspot.com/2012/06/dampak-negatif-dan-positif-sistem.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar