IMPERIALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk
memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium)
disebut "imperator".
Imperialisme ada dua yaitu imperialisme kuno dan imperialisme
modern. Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel,
and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern
timbul sesudah revolusi industri.
Sebab-sebab
imperialisme antara lain keinginan
untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia, perasaan
sesuatu bangsa bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini, hasrat
untuk menyebarkan agama atau ideology. Faktor-faktor
yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir
abad ke-16 antara lain jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan
penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur
perdagangan bagi orang-orang Eropa dan mengakibatkan tingginya harga
rempah-rempah, kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan
kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan, penemuan
Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, penemuan
kompas (penunjuk arah mata angin), semangat Reconquista (semangat pembalasan
terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya).
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia
dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah dan
menyebarkan agama. Adapun sebab dan
tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah mencari kekayaan termasuk berdagang,
menyalurkan jiwa penjelajah, meyakini Keberadaan Prester John, menyebarkan
agama, mencari kemuliaan bangsa. Imperialisme
yang terjadi di Indonesia sejak awal abad ke 18 tersebut telah menjadikan Indonesia
mengalami kesengsaraan yaitu dengan dijadikannya Indonesia sebagai negara
terjajah berada di bawah kekuasaan bangsa-bangsa Eropa. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan
menulis mengenai imperialisme yang terdiri dari konsep dasar imperialisme,
perkembangan imperialisme di Eropa dan Indonesia serta tanggapan penulis
mengenai imperialisme.
1.2.Rumusan
Masalah
1.2.1.
Bagaimanakah
konsep dasar imperialisme?
1.2.2.
Bagaimanakah
perkembangan imperialisme di Eropa?
1.2.3.
Bagaimanakah
perkembangan imperialisme di Indonesia?
1.2.4.
Bagaimanakah
tanggapan penulis mengenai imperialisme?
1.3.Tujuan
1.3.1.
Untuk
mengetahui konsep dasar imperialisme
1.3.2.
Untuk mengetahui
perkembangan imperialisme di Eropa
1.3.3.
Untuk
mengetahui perkembangan imperialisme di Indonesia
1.3.4.
Untuk
mengetahui tanggapan penulis mengenai imperialisme
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar
Imperialisme
Imperialisme ialah sebuah
(kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali pemerintahan
atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat
negara-negara itu menaklukkan
atau menempati tanah-tanah itu.
Perkataan
Imperialisme pertama kali muncul di Inggris
pada akhir abad XIX. Disraeli,
perdana menteri Inggris,
ketika itu menjelmakan politik
yang ditujukan pada perluasan kerajaan
Inggris
hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang
kuat. Golongan oposisi takut jika
politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan
perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam
soal-soal luar negeri. Golongan oposisi
ini disebut golongan " !" dan golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes)
disebut golongan "Empire" atau golongan
"Imperialisme". Timbulnya
perkataan imperialis atau imperialisme mula-mula hanya untuk membeda-bedakan
golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga
mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk
memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium)
disebut "imperator". Yang
lazimnya diberi imperium itu ialah raja dan karena itu lambat-laun raja
disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya
berlaku) disebut imperium. Pada
zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja
suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara
lain. Tindakan raja inilah yang disebut
imperialisme oleh orang-orang sekarang dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian
lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang
ini. hingga kata imperialisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme ialah politik untuk
menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang
dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat
dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.
Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari
jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk
kepentingan diri sendiri.
Lazimnya imperialisme dibagi menjadi
dua antara lain :
1. Imperialisme Kuno (Ancient
Imperialism). Inti dari imperialisme
kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama
dan kejayaan). Suatu negara merebut
negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah
kejayaannya. Imperialisme ini
berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
2. Imperialisme Modern (Modern
Imperialism). Inti dari imperialisme
modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern
timbul sesudah revolusi industri.
Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan
mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka
mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil
industri, kemudian juga sebagai tempat penanaman modal bagi kapital
surplus.
Sebab-sebab
imperialisme antara lain :
1. Keinginan untuk menjadi jaya,
menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan
itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah
bangsa itu menjadi bangsa imperialis.
Karena itu dapat dikatakan bahwa tiap bangsa itu mengandung benih
imperialisme.
2. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa
bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi
kecongkakan untuk kemudian menimbulkan anggapan bahwa merekalah bangsa
teristimewa di dunia ini dan berhak menguasai atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa
lainnya.
3. Hasrat untuk menyebarkan agama atau
ideologi dapat menimbulkan imperialisme.
Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product"
saja. Tetapi jika penyebaran agama itu
didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan
merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4. Letak suatu negara yang dianggap
geografis tidak menguntungkan. Perbatasan
suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan
sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teristimewa imperialisme
modern.
Ø Keinginan untuk mendapatkan kekayaan
dari suatu negara
Ø Ingin ikut dalam perdagangan dunia
Ø Ingin menguasai perdagangan
Ø Keinginan untuk menjamin suburnya
industry
Contoh
negara yang menganut imperialisme antara lain :
Ø Imperialisme
Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi
Ø Imperialisme
Modern : Inggeris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia
Kesan
imperialisme antara lain :
Ø Berkembang
penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum partikelir / swasta
Ø Perdagangan
dunia semakin meluas
Ø Negara
jajahan semakin miskin
Ø Rakyat
jajahan serba kekurangan karena dibebani berbagai macam kewajiban tanpa memiliki
hak
Ø Kebudayaan
penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa
2.2.
Perkembangan Imperialisme Di Eropa
Imperialisme berasal dari kata
imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja.
Imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain
guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi
industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan
bangsa (glory) dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospel).
Imperialisme modern yang terjadi
pasca revolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan sebagai berikut :
1.
Mendapatkan
daerah penghasil bahan baku industry
2.
Mendapatkan
daerah pemasaran bahan industry
3.
Mendapatkan
daerah untuk investasi jangka panjang
Jatuhnya Kota Konstantinopel ke
tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi
Timur. Kondisi tersebut menyebabkan
tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang
mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan
antara dunia Timur dengan Eropa menjadi mundur, sehingga barang-barang yang
sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa,
terutama rempah-rempah.
Berikut faktor-faktor yang mendorong
orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16 antara
lain :
1.
Jatuhnya
Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang
Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa dan
mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah
2.
Kisah
perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo
dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan
3.
Penemuan
Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
4.
Penemuan
kompas (penunjuk arah mata angin)
5.
Semangat
Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun
yang dijumpainya
Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa
Barat melakukan penjajahan samudra yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan
Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis dan sebagainya.
2.3.
Perkembangan Imperialisme Di Indonesia
1. Masa
Pendudukan VOC (Belanda)
Di antara bangsa-bangsa Barat yang
datang ke Indonesia, yang akhirnya berkuasa paling lama adalah bangsa Belanda. Semenjak keberhasilan Cornelis de Houtman
mendarat di Banten, semakin banyak pedagang Belanda yang berdatangan ke
Indonesia. Kedatangan pedagang-pedagang
Belanda tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat
antara pedagang-pedagang Belanda itu sendiri.
Hal tersebut jelas merugikan aktivitas perdagangan Belanda sendiri.
Untuk mengatasi persaingan yang
tidak sehat tersebut, Johan van Oldebarnevelt mengusulkan untuk dilakukan
penggabungan (merger) terhadap semua perusahaan dagang Belanda menjadi satu
serikat dagang. Usulan tersbut kemudian
diterima dan ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah kongsi dagang yang disebut
VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) pada tanggal 20
Maret 1602. VOC dibentuk dengan tujuan :
a. Menghindari persaingan antar sesama
pedagang Belanda
b. Memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lainnya seperti Portugis dan Spanyol
c. Mendapatkan keuntungan dagang yang
semaksimal mungkin
Dalam perkembangan selanjutnya,
keberadaan VOC di Indonesia tidak hanya tumbuh sebagai kongsi dagang, namun
juga menjadi kekuatan politik yang banyak mempengaruhi perkembangan kekuasaan
di Indonesia. Hal tersebut disebabkan
karena VOC sebagai sebuah kongsi dagang diberi hak istimewa (octroi) oleh
pemerintah kerajaan Belanda. Hak-hak
yang diperoleh oleh VOC antara lain :
a. Hak memonopoli perdagangan
b. Hak memiliki tentara
c. Hak mencetak mata uang sendiri
d. Hak mengadakan perjanjian dengan
raja-raja daerah
e. Hak memiliki pengadilan sendiri
Hak-hak yang melekat pada organisasi
tersebut menyebabkan VOC yang tadinya merupakan sebuah kongsi dagang, akhirnya
berjalan seperti sebuah pemerintahan yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi,
maupun politik di Indonesia. Aktivitas
monopoli mulai dilakukan oleh Pieter Both yang merupakan Gubernur Jendral
pertama VOC. Oleh Pieter Both kekuasaan
VOC dipusatkan di Ambon yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Untuk menunjang kegiatan monopolinya, VOC
mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain :
a. Pelayaran Hongi, yaitu misi
pelayaran Belanda untuk mengawasi dan menangkap para pedagang pribumi yang
berusaha menjual rempah-rempah kepada pedagang-pedagang asing lain selain
Belanda.
b. Ekstirpasi, yaitu usaha penebangan
tanaman rempah-rempah yang dianggap over produksi sehingga harganya tetap
stabil.
c. Contingenten, yaitu kewajiban bagi
rakyat untuk membayar pajak yang berupa hasil bumi.
Keberadaan VOC semakin berkibar
ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat sebagai Gubernur Jendral VOC yang
baru. Pada masa kekuasaannya VOC mulai
mempengaruhi kehidupan politik raja-raja di Indonesia. VOC berhasil memindahkan pusat kekuasaannya di
Jayakarta yang kemudian diubah menjadi Batavia.
Dari pusatnya di Batavia ini VOC berhasil memperluas pengaruhnya ke
seluruh Nusantara. Akibat dari politik
memecah-belah yang diterapkan oleh VOC, VOC akhirnya banyak mendapatkan wilayah
kekuasaan baru yang tunduk pada pengaruh kekuasaan VOC. Daerah yang berhasil dipengaruhi oleh VOC
antara lain adalah Kerajaan Banten dan Kerajaan Mataram. Meski telah berhasil mempengaruhi kekuasaan
raja-raja pribumi dan mendapatkan wilayah kekuasaan yang luas, VOC akhirnya
tidak mampu mempertahankan eksistensinya.
Pada tahun 1799 VOC dibubarkan karena mengalami kemunduran-kemunduran. Hal tersebut antara lain disebabkan karena :
a. Pegawai VOC banyak melakukan korupsi
b. VOC banyak menanggung hutang karena
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perang
c. Kemerosotan moral di kalangan
penguasa akibat sistem monopoli perdagangan
d. Tidak berjalannya
peraturan-peraturan yang telah diterapkan oleh VOC akibat banyaknya korupsi
Dengan dibubarkannya VOC, maka
kekuasaannya di Indonesia kemudian diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Namun Kerajaan Belanda sendiri pada waktu itu
juga berada di bawah kekuasaan Perancis, maka peralihan kekuasaan tersebut
tidak mempengaruhi kondisi kehidupan politik dan sosial di Indonesia. Gubernur Jendral pertama yang ditempatkan di
Indonesia adalah Herman Willem Daendels.
Pada masa kekuasaannya di Indonesia kebijakan yang diterapkan oleh
Daendels antara lain :
a. Merombak sistem pemerintahan feodal
dengan sistem pemerintahan modern ala Barat
b. Para penguasa lokal dijadikan
sebagai pegawai pemerintah
c. Membagi wilayah Jawa menjadi
sembilan daerah prefektur
d. Menjadikan Batavia sebagai pusat
pemerintahan
e. Membentuk pengadilan keliling sebagai
upaya memberantas korupsi
Daendels juga medapat tugas yang
utama yaitu mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Untuk menunjang tugasnya tersebut, Daendels
mengeluarkan kebijakan-kebijakan pertahanan seperti :
a. Membangun jalan Anyer-Panarukan yang
dimaksudkan untuk mendukung mobilitas pasukan
b. Menambah jumlah prajurit
c. Membangun pelabuhan-pelabuhan baru
d. Membangun benteng-benteng pertahanan
e. Membangun pabrik senjata
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan
oleh Daendels tersebut ternyata menjadi boomerang bagi kekuasaan Daendels di
Indonesia. Penindasan yang dilakukan
terhadap rakyat menyebabkan Belanda kehilangan simpati dari rakyat Indonesia. Oleh karena itu pemerintah Belanda kemudian
menarik Daendels dari Indonesia dan digantikan oleh gubernur jendral yang baru
yaitu Jansens. Pada tahun 1811 Indonesia
jatuh ketangan Inggris. Belanda menyerah
kepada Inggris melalui perjanjian Kapitulasi Tuntang yang antara lain berisi :
a. Seluruh kekuatan militer Belanda
yang ada di Asia Tenggara harus diserahkan kepada Inggris
b. Utang pemerintah Belanda tidak
diakui oleh Inggris
c. Pulau Jawa, Madura dan semua
pangkalan militer Belanda di luar Jawa menjadi wilayak kekuasaan Inggris
2. Masa
Pendudukan Inggris
Setelah berhasil merebut wilayah
Indonesia, untuk mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia Inggris menugaskan
Thomas Stamford Raffles sebagai gubernur jendral di Indonesia. Pada masa kekuasaannya, kebijakan-kebijakan
yang diterapkan antara lain :
Ø Dalam bidang pemerintahan :
§ Membagi pulau jawa menjadi 18
karesidenan
§ Para bupati dijadikan sebagai
pegawai negeri dan digaji dengan uang
§ Melarang kerja paksa dan perbudakan
Ø Dalam bidang ekonomi dan keuangan :
§ Mengadakan perdagangan bebas
§ Mengadakan penanaman kopi dan
penjualan tanah kepada swasta
§ Mengadakan landrente
(sewa tanah). Sistem Sewa tanah
ini akhirnya mengalami kegagalan
Ø Dalam bidang ilmu pengetahuan
§ Membangun gedung harmoni untuk
lembaga ilmu pengetahuan Bataviasche Genootshap
§ Menulis buku History of Java yang
berisi tentang kebudayaan dan alam Jawa
§ Bersama isterinya Olivia Marianne
merintis pendirian Kebun Raya Bogor
Dalam perkembangan politik
selanjutnya, seiring dengan perkembangan politik yang terjadi di Eropa yaitu
kekalahan Perancis dalam perang koalisi dan disiarkan pada Convention of
London, maka Inggris sejak tahun 1816 menyerahkan kembali kekuasaannya
di Indonesia kepada Belanda. Semenjak
itulah Indonesia kembali berada di bawah kekuasaan Belanda.
3. Masa
Pendudukan Hindia Belanda
Berdasarkan konvensi London, Inggris
menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia
harus dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak rakyat yang tidak
menyukainya. Hal ini terbukti dengan
banyaknya perlawanan dari berbagai daerah seperti Perang Diponegoro maupun
Perang Paderi. Banyaknya perang yang
harus dihadapi memaksa Belanda mengeluarkan kas Negara untuk membiayai perang. Akibatnya kas Kerajaan Belanda mengalami
defisit. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia yang berkuasa yaitu Van
Den Bosch memberlakukan kebijakan yang dikenal
dengan Culture Stelsell atau tanam paksa. Tujuannya adalah untuk mengisi kembali kas
negeri Belanda yang kosong. Culture
Stelsell atau tanam paksa yang diterapkan oleh Van den Bosch memuat beberapa
ketentuan pokok seperti :
a. Rakyat harus menyediakan tanahnya
untuk ditanami tanaman yang laku di pasar internasional
b. Rakyat menyediakan seperlima bagian
tanahnya untuk tanaman yang ditentukan oleh pemerintah colonial
c. Tanah yang disediakan untuk tanam
paksa dibebaskan dari pajak
d. Kegagalan panen ditanggung oleh
pemerintah Hindia Belanda
e. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam
tanaman perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan menanam padi. Namun demikian, dalam pelaksanaannya penerapan
Culture Stelsel ini banyak menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditentukan,
misalnya :
·
Rakyat
harus menyediakan tanah sampai setengahnya, padahal aturannya hanya
seperlimanya
·
Tanah
yang seharusnya bebas pajak tetap dikenai pajak
·
Kegagalan
panen yang dalam ketentuan ditanggung pemerintah kenyataannya ditanggung oleh
petani
·
Waktu
tanam melebihi usia tanam padi
Pelaksanaan tanam paksa benar-benar
mampu untuk menutup kekosongan kas Negara Belanda. Akan tetapi tanam paksa juga telah
menciptakan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Akibat tanam paksa ini rakyat Indonesia banyak
mengalami kelaparan seperti yang terjadi di Grobogan, Demak dan sebagainya.
Tokoh-tokoh yang menentang penerapan
tanam paksa ini antara lain :
a. Edward Douwes Dekker, tokoh liberal dengan nama
samaran Multatuli ini menulis kebijakan tanam paksa dalam sebuah buku yang
berjudul Max Havelaar yang mengisahkan tentang penderitaan rakyat Indonesia
akibat tanam paksa.
b. Baron van Hoevel, seorang misionaris yang pernah
tinggal di Indonesia, ia memimpin penerapan tanam paksa melalui parlemen
Belanda.
c. Van de Venter merupakan pelopor adanya
politik etis (politik balas budi) yaitu seruan pemerintah Belanda mau membalas
budi terhadap rakyat Indonesia. Gagasannya
dikenal dengan Trilogi Van de Venter yang meliputi irigasi, emigrasi dan
edukasi.
Sejak tahun 1870 ini pemerintah
kemudian mengeluarkan UU Agraria dengan tujuan :
a. Melindungi hak milik petani atas tanahnya
dari pengusaha asing
b. Memberikan kesempatan kepada swasta
asing untuk menyewa tanah di Indonesia. Para
pengusaha perusahaan gula diberi kesempatan lebih luas dengan melaksanakan
liberalisme di Indonesia.
2.4.
Pendapat Penulis Mengenai Imperialisme
Mengenai
system imperialisme ini, penulis kurang setuju karena imperialisme banyak
memberikan dampak negative pada masyarakat.
Dampak negative system imperialisme dalam bidang ekonomi antara lain :
1. Negara imperislis merupakan pusat
kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
2. Industri si imperialis menjadi
besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
3. Perdagangan dunia meluas
4. Kehidupan ekonomi Bangsa yang
dijajah semakin merosot
5. Kesejahteraan rakyat semakin menurun
6. Sistem ekonomi uang mulai berkembang
7. Munculnya istilah monopoli
8. Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah
jajahan lenyap
Untuk dampak social dari
imperialisme antara lain :
1. Si imperialis hidup mewah sementara
yang dijajah serba kekurangan
2. Si imperialis maju, yang dijajah
terbelakang
3. Rasa harga diri lebih pada bangsa
penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
4. Makin meluasnya kebudayaan barat,
sehingga kebudayaan tradisional mulai luntur
5. Segala hak ada pada si imperialis,
orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa
6. Timbulnya kegelisahan, kekecewaan
dan kebencian rakyat terhadap pemerintah Kolonial yang menimbulkan perlawanan
7. Munculnya gerakan Eropa-isasi
BAB
3 PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Imperialisme ialah sebuah
(kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali pemerintahan
atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat
negara-negara itu menaklukkan
atau menempati tanah-tanah itu.
Imperialisme kuno terjadi sebelum
revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan
kejayaan bangsa (glory) dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospel). Imperialisme modern yang terjadi pasca revolusi
industri memiliki 3 (tiga) tujuan antara lain mendapatkan daerah penghasil
bahan baku industry, mendapatkan daerah pemasaran bahan industry dan mendapatkan
daerah untuk investasi jangka panjang.
Perkembangan imperialisme di
Indonesia mulai terjadi sejak kedatangan VOC ke Indonesia yang kemudina
dilanjutkan dengan kedatangan Belanda da Inggris yang juga menerapkan
imperialism ke Indonesia. Penulis kurang
setuju dengan system imperialisme karena dianggap system imperialisme hanya
menguntungkan kaum penguasa saja, sedangkan rakyat biasa hidup sengsara.
DAFTAR
PUSTAKA
3.
http://catatan-pril.blogspot.com/2012/06/dampak-negatif-dan-positif-sistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar