Rabu, 17 Desember 2014

TUGAS SEJARAH INTELEKTUAL "NASIONALISME"






 




NASIONALISME


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd


Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Setiap Negara di dunia pasti memiliki sejarah masing-masing tentang kemerdekaannya, entah itu atas perjuangan dari rakyatnya sendiri atau atas pemberian dari Negara lain yang pernah menjajah.  Nasionalisme merupakan suatu proses pembentukan atau pertumbuhan bangsa-bangsa, suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan, suatu bahasa dan simbolisme bangsa, suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.  Nasionalisme sebenarnya boleh didefinisikan sentimen kecintaan terhadap sebuah negara.  Sentimen itu hanya ditumpukan kepada satu negara bangsa saja yang dapat mendorong kepada keinginan untuk berjuang membebaskan tanah air dari cengkraman kuasa asing.  Semangat nasionalisme ini wujud hasil daripada keinginan untuk menebus perubahan bangsa serta membentuk nasib dan masa depan sebuah bangsa dan Negara.  Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan individu dan negara dari cengkraman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing.
Paham nasionalisme berkembang dan menyebar dari Eropa ke seluruh dunia pada abad 19 dan 20.  Pada intinya nasionalisme menitikberatkan kecintaan pada bangsa dan negara.  Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa.  Nasionalisme timbul menjadi kekuataan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-18, selanjutnya paham itu tumbuh dan berkembang ke seluruh Eropa pada abad ke-19, hingga awal abad ke-20.  Pada abad ke-20, nasionalisme menjalar dan berkembang ke wilayah Asia, Afrika dan Amerika Latin.  Atas dasar itu abad ke-19 dapat disebut zaman pertumbuhan dan perjuangan nasionalisme modern Asia, Afrika dan Amerika Latin, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya telah melahirkan banyak negara merdeka di dunia.  Tumbuh dan berkembangnya nasionalisme modern pada dasarnya disebabkan karena struktur sosial tradisional dengan sistem hubungan yang didasarkan pada persamaan-persamaan yang bersifat primordialistik itu dipandang tidak cocok lagi dengan perkembangan keadaan alam dan zaman karena basis dasarnya dinilai terlalu konservatif dan dapat menimbulkan hal-hal yang bersifat chauvinistik atau nasionalisme yang berlebihan, antagonistik serta ketertutupan negara terhadap pengaruh negara lain.  Selain itu, sebab lain lahirnya nasionalisme adalah penaklukan negara bangsa lain oleh negara tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi masyarakat negara bangsa yang ditaklukan.  Oleh sebab itu, nasionalisme sering diasosiasikan sebagai ekspansinisme, imperialisme dan peperangan.  Tumbuh dan berkembangnya pemikiran nasionalisme modern itu tidaklah dipelopori oleh kalangan politikus atau negarawan, tetapi oleh para ahli ilmu pengetahuan dan budayawan

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.   Bagaimanakah konsep dasar nasionalisme?
1.2.2.   Bagaimanakah perkembangan nasionalisme di Eropa?
1.2.3.   Bagaimanakah perkembangan nasionalisme di Indonesia?

1.3.Tujuan
1.3.1.   Untuk mengetahui bagaimanakah konsep dasar nasionalisme
1.3.2.   Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan nasionalisme di Eropa
1.3.3.   Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan nasionalisme di Indonesia

 
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Nasionalisme
Secara etimologis nasionalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu nation yang artinya bangsa.  Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.  Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy).  Nasionalisme tersebut bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot.  Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari tempat itu.  Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri.  Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini yang notabene lemah dan bermutu rendah.  Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri.  Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan kesetaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan.  Para ilmuwan politik biasanya menumpukkan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nazisme, pengasingan dan sebagainya.
Beberapa pengertian nasionalisme menurut beberapa ahli antara lain :
1.   Huszer dan Stevenson :
Nasionalisme adalah yang menentukan bangsa mempunyai rasa cinta secara alami kepada tanah airnya
2.   L. Stoddard :
Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar individu sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan.  Nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa
3.   Hans Kohn :
Nasionalisme menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi
Beberapa definisi diatas memberi simpulan bahwa nasionalisme adalah kecintaan alamiah terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan untuk membentuk negara berdasarkan kebangsaan yang disepakati dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi.  Kesadaran yang mendorong sekelompok manusia untuk menyatu dan bertindak sesuai dengan kesatuan budaya (nasionalisme) oleh Ernest Gellner dinilai bukanlah kebangkitan kesadaran diri suatu bangsa namun ia adalah perbuatan bangsa-bangsa yang sebenarnya tidak ada (Gellner dalam Anderson, 2002:9).
Beberapa Bentuk Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.  Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampur adukkan sebagian atau semua elemen tersebut.  Beberapa bentuk nasionalisme antara lain :
1.   Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik".  Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan.  Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
2.   Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.  Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
3.   Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.  Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.  Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
4.   Nasionalisme budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukan "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya.  Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya.  Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok.  Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.  Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
5.   Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.  Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.  Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.  Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.  Contoh biasa ialah Nazisme serta nasionalisme Turki kontemporer dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming dan nasionalis Basque atau Korsika.  Secara sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan dan Corsica.
6.   Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.  Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampur adukkan dengan nasionalisme keagamaan.  Misalnya di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Khatolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut.  Misalnya pada abad ke-18 nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan.  Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata.  Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia.  Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.
Hal–hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme antara lain :
1.   Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya
2.   Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak–haknya secara wajar sebagai warga Negara
3.   Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan
4.   Bertempat tinggal dalam suatu wilayah
Sejarah munculnya faham nasionalisme di dunia juga tidak lepas dari pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap Revolusi Perancis dan meletusnya revolusi industri di Inggris.  Melalui revolusi perancis, paham nasionalisme meyebar luas ke seluruh dunia.
Prinsip–prinsip nasionalisme menurut Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy antara lain :
1.   Hasrat untuk mencapai kesatuan
2.   Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
3.   Hasrat untuk mencapai keaslian
4.   Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa

2.2. Perkembangan Nasionalisme di Eropa
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.  Di Eropa paham nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa seperti terjadinya Revolusi Prancis, Revolusi Industri di Inggris dan juga Revolusi Amerika.  Beberapa tokoh seperti Hans Kohn, Lothrop Stoddard dan Otto Bouer memberikan definisi tentang nasionalisme.  Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa.  Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa.  Otto Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat adanya persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah.  Dari pendapat-pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan, mengabadikan identitas dan integrasi kekuatan bangsanya.
Paham nasionalisme yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan selanjutnya memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di kawasan Asia-Afrika, khususnya di Indonesia.  Paham nasionalisme di kawasan Asia-Afrika secara objektif didorong oleh berbagai faktor di antaranya persamaan keturunan, bahasa, budaya, kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama dan lain-lain.  Konsep nasionalisme semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat perhatian, diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah berlangsungnya Perang Dunia I.  Negara-negara yang pertama menganut paham nasionalisme adalah Inggris, Prancis, Jerman dan Amerika Serikat.  Masing-masing negara tersebut menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan dengan didasarkan pada :
1.   Keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi;
2.   Adanya persamaan nasib;
3.   Perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya.  Perkembangan nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan kehidupan masyarakat yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri.  Perubahan dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di Inggris.  Revolusi Industri ini pada akhirnya membawa masyarakat pada sistem kehidupan kapitalis dan liberalis.
Inggris
Semangat kebangsaan kembali dihidupkan oleh bangsa Inggris dengan diilhami oleh semangat kebangsaan Yahudi (Ibrani) yang berkembang di Palestina pada abad ke-1 SM.  Nasionalisme Inggris yang tinggi dapat terlihat pada beberapa semboyannya seperti Right or Wrong is My Country (Benar atau Salah, Inggris adalah tetap Negeriku), Rules Britania, English Rules the Waves (Menguasai Inggris, Inggris menguasai lautan) dan The White Man’s Burden (Tugas Suci Orang Kulit Putih).  Melalui semboyan-semboyan tersebut, Inggris berusaha untuk menjadi bangsa yang kuat dan memiliki imperium yang luas di dunia.  Nasionalisme di Inggris sejalan dengan konsepsi kemerdekaan perseorangan serta hak-hak asasi yang berkembang dalam kekuasaan demokrasi parlementer dan tertuang dalam piagam Bill of Right (1689).
Prancis
Perkembangan nasionalisme Eropa setelah Inggris terjadi di Prancis.  Nasionalisme di Prancis banyak diilhami oleh Revolusi Amerika 1776 dan piagam Bill of Right, Inggris.  Semangat nasionalisme Prancis diwujudkan dalam bentuk Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789.  Semangat nasionalisme dalam revolusi ini bertujuan untuk menolak absolutisme raja Prancis yang banyak melakukan tindakan sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya.
Jerman
Di Jerman semangat nasionalisme dikobarkan di bawah kepemimpinan Raja Friederich II, Otto Von Bismarck dan Hitler.  Berbagai propaganda dikumandangkan untuk mewujudkan semangat nasionalisme di Jerman, terutama dengan membentuk sikap warga Jerman yang merasa unggul jika dibandingkan bangsa lain.  Hal ini salah satunya tampak pada politik Lebensrum Jerman pada masa Hitler.
Amerika Serikat
Amerika sebagai salah satu koloni Inggris mengobarkan semangat nasionalismenya berdasarkan semangat kemerdekaan, kebebasan dan toleransi yang tertuang dalam Declaration of Independence (Pernyataan Kemerdekaan) tanggal 4 Juli 1776.  Selain negara-negara yang telah disebutkan di atas, nasionalisme dianut pula oleh Bangsa Slav, Italia, Jepang dan lain-lain.  Bangsa Slav mengobarkan semangat nasionalismenya melalui gerakan Pan Slavisme-nya yang bertujuan untuk membangun kejayaan dan kebesaran bangsa Slav.  Begitu pula dengan Italia mengumandangkan semangat nasionalismenya melalui semboyan Italia La Prima (Italia sebagai Kerajaan Dunia).  Adapun Jepang sebagai satu-satunya negara di Asia mencoba untuk meniru mereka dengan semboyan Hakko Iciu.  Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila dalam kurun waktu tersebut, Kolonialisme melanda di setiap penjuru dunia.  Negara-negara Eropa saling bersaing untuk mewujudkan semboyan dengan mencari dan menanamkan kekuasaan di tanah jajahan ke kawasan Asia-Afrika, termasuk kepulauan Indonesia.
Pada awal pertumbuhannya, nasionalisme dalam kekuasaan feodal diwujudkan dalam bentuk rasa setia kepada raja, bangsawan dan golongan gerejawan.  Pada perkembangan selanjutnya, legitimasi kekuasaan seorang raja, bangsawan dan gerejawan mulai terdesak dengan hadirnya golongan borjuis yang menguasai perdagangan dan industri.  Dalam interaksinya, golongan borjuis ini menunjukkan sikap yang tidak mau terikat, mereka ingin bebas berusaha, bersaing dan mengumpulkan keuntungan sebanyak mungkin.  Lebih jauh lagi, semangat kebebasan persaingan ini kemudian melahirkan semangat liberalisme.  Semangat liberalisme ini memiliki pandangan bahwa suatu negara akan menjadi kuat bila timbul ambisi untuk mengembangkan negaranya.  Upaya yang dilakukan untuk mencapai semua itu perlu didukung dengan angkatan perang yang kuat dan setelah merasa kuat, maka mereka berusaha mengembangkan diri ke wilayah lain dan terjadilah penjajahan.  Sikap yang mengagungkan keunggulan suatu bangsa tertentu secara berlebihan (chauvinisme) dan sikap congkak yang tinggi tanpa memperhatikan keberadaan bangsa lain, pada akhirnya menggiring kepada semangat nasionalisme yang berlebihan.  Gejala tersebut dapat terlihat dari semboyan setiap negara Kolonialis yang dimanfaatkannya sebagai legitimasi dalam melakukan perluasaan daerah jajahan di berbagai belahan dunia.
Pada dasarnya semangat nasionalisme di satu sisi mampu mewujudkan kehidupan negara dengan semangat kebangsaan yang tinggi, namun di sisi lain semangat nasionalisme yang dilandasi sikap berlebihan menjadi salah satu faktor pendorong lahirnya semangat kolonialisme yang merugikan bangsa-bangsa di kawasan Asia-Afrika, termasuk di Indonesia.  Namun pada perkembangan berikutnya, kita dapat melihat bahwa melalui nasionalisme ini pula bangsa-bangsa terjajah seperti Indonesia dapat bangkit, menentang dan melepaskan diri dari para penjajah.

2.3. Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.  Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1.   Faktor dari dalam (internal)
Ø Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat.  Bangsa India, Indonesia, Mesir dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.  Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan.  Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.  Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
Ø Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala
Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang berlainan (sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat).  Mereka saling menghormati dan menjaga.  Namun kedatangan bangsa barat yang menjajah mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
Ø Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri.  Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
Ø Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi dan kebudayaan
·      Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia.  Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing / kolonial dari Indonesia.
·      Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.  Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
·      Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia.  Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2.   Factor dari luar (eksternal)
Ø Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia.  Hal ini dikarenakan modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer.  Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia.  Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
Ø Perkembangan Nasionalisme di berbagai Negara
·      Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”.  Tokohnya Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb.  Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
o  Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
o  Hartal merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk kantor atau pabrik
o  Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris
o  Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore.
·      Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di wilayah Filipina.  Novel yang dikarangnya berupa Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku).  Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dan dijatuhi hukuman mati.  Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru yang diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
·      Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina.  Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu.
Dasar gerakan San Min Chu I :
o  Republik Tiongkok adalah suatu negara nasional Cina
o  Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
o  Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia.  Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
·      Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya.  Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafah (Negeri Islam) dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme).  Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah).  Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
·      Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir.  Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di negaranya.
Ø Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia.  Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia

Karena adanya faktor pendukung diatas, maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme.  Semangat nasionalisme ini digunakan sebagai ideology / paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada.  Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno.  PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan.  Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia.  Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita.  Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.
Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini.  Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan.  Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi.  Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :
1.   J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850
2.   Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia
3.   Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional
4.   Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia
5.   Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6.   Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.  Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia
7.   Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Peranan Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna seakan melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam masyarakat, seperti golongan terpelajar / kaum cendekiawan, golongan profesional dan golongan pers.
Ø Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite, sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan.  Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia.  Mereka memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki kualitas baik.  Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi.  Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas, mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama.  Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda, tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya dan kemiskinan rakyat Indonesia.  Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Organisasi Pergerakan Nasional.  Mereka membentuk organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional.  Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisasi tersebut.  Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut, mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas), tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuang melawan penjajah dan memperoleh kemerdekaan.
Ø Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru dan dokter.  Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya.  Golongan profesional ini lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan.  Golongan profesional pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu.  Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
·      Peran Guru
o  Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan
o  Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia
o  Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan / rasa nasionalisme yang tinggi.  Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari tekanan dari pemerintah kolonial Belanda
o  Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia
o  Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah
o  Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi modern yang didirikannya.  Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing
o  Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada di sekolah tersebut, guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya
Contoh lembaga pendidikan yang ada yaitu Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara dan Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia.  Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa.  Jadi jika tidak ada guru, maka mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
·      Peran Dokter
o  Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat
o  Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit yang dideritanya.  Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia.  Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda
o  Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberi nama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan Mangunkusumo
Ø Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19 dan masuknya pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia.  Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah.  Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan untuk orang-orang asing, tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari masyarakat pribumi, maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan bahasa Melayu.  Peran media antara lain :
o  Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia
o  Melalui Surat kabar / majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum
o  Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media massa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia
o  Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas
o  Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah colonial, tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah, sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan kepada masyarakat luar.  Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru).  Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo (Perpanjangan tangan Belanda) diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908.  Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan.  Sejak Budi Utomo berdiri, banyak organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
Ø Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya.  Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam dan Muhammadiyah.
Ø Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.  Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
Ø Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah).  Organisasi yang bergerak secara non kooperatif seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
Ø Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan.  Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.  Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia.  Nasionalisme adalah rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari komitmen yang pernah diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan.

  
BAB 3 PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Nasionalisme adalah kecintaan alamiah terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan untuk membentuk negara berdasarkan kebangsaan yang disepakati dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi.
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.  Di Eropa paham nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa seperti terjadinya Revolusi Prancis, Revolusi Industri di Inggris dan juga Revolusi Amerika.
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.  Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
 

DAFTAR PUSTAKA

1.         Hamid, Abdul. 1981. Sejarah Umum 2. Jakarta: PT. Grafitas.
2.         Kutojo, Sutrisno dkk. 1981. Sejarah Umum. Bandung: CV. Kutamas.
3.         http://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/20/nasionalisme-sejarah-dan-perkembangan/
4.         http://mujieono.blogspot.com/
5.         http://ichazeon.blogspot.com/2012/03/nasionalisme-dunia.html
6.         http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme_Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar