PENGEMBANGAN BERPIKIR ILMIAH
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Berpikir
merupakan ciri utama manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir, manusia mengembangkan
berbagai cara untuk dapat mengubah keadaan alam guna kepentingan hidupnya. Kegiatan berpikir kita lakukan dalam
keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir
merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Secara
garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir alamiah dan berpikir
ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya, sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola
dan sarana tertentu secara teratur.
Berpikir ilmiah merupakan berpikir dengan langkah-langkah metode ilmiah
seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menguji
hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua
langkah-langkah berpikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan
alat / sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berpikir ilmiah yang
kita lakukan mendapatkan hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan untuk bisa
memecahkan masalah sehari-hari.
Ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Untuk
itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan
logika induktif. Penalaran ilmiah
mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya
merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang
baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu
adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut
dalam keseluruhan berpikir ilmiah tersebut.
Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.
Untuk itu, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai berpikir ilmiah yang terdiri dari konsep dasar berpikir ilmiah
itu sendiri, ciri-ciri berpikir ilmiah apa saja, manfaat apa saja yang didapat
dari berpikir ilmiah dan lain-lain.
1.2.Rumusan
Masalah
1.2.1.Bagaimanakah
konsep dasar berpikir ilmiah itu?
1.2.2.Apa
saja karakteristik berpikir ilmiah itu?
1.2.3.Apa
saja metode berpikir ilmiah itu?
1.2.4.Apa
saja sarana dalam berpikir ilmiah itu?
1.3.Tujuan
1.3.1.Untuk
mengetahui konsep dasar berpikir ilmiah
1.3.2.Untuk
mengetahui apa saja karakteristik berpikir ilmiah
1.3.3.Untuk
mengetahui apa saja metode dalam berpikir ilmiah itu
1.3.4.Untuk
mengetahui apa saja sarana dalam berpikir ilmiah itu
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1.
Konsep Dasar Berpikir Ilmiah
Dibawah ini definisi
berpikir ilmiah menurut para ahli antara lain :
a.
Berpikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris.
Logis : Masuk akal
Empiris : Dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan (Hillway,1956)
b. Berpikir ilmiah adalah
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb
secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan atau
menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (uripsantoso.wordpress.com)
c. Menurut Salam
(1997:139), berpikir ilmiah antara lain :
Ø Proses atau
aktivitas manusia untuk menemukan / mendapatkan ilmu
Ø Proses berpikir
untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan
Ø Sarana berpikir
ilmiah
Ø Sarana berpikir
ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuh
Ø Tanpa penguasaan
sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir
ilmiah yang baik
Ø Merupakan alat
bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya dengan baik
Ø Mempunyai metode
tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya
sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah
d. Berpikir merupakan
kegiatan (akal) untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan (akal) yang
menggabungkan induksi dan deduksi.
(Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar
Populer (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan)
e. Berpikir ilmiah yaitu
berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih kompleks
disertai pembuktian-pembuktian. (Menurut
Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118)
f. Berpikir ilmiah
merupakan proses berpikir / pengembangan pikiran yang tersusun secara
sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada (Eman
Sulaeman)
g. Logika alamiah adalah
kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum
dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang
subyektif. Kemampuan logika alamiah
manusia ada sejak lahir (wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas)
h. Berpikir ilmiah adalah
pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan cermat (Jujun S. Suria Sumantri, 1984)
i. Berpikir ilmiah adalah
metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif dan induktif (Mumuh
mulyana Mubarak, SE)
Berpikir ilmiah merupakan suatu
pemikiran atau tindakan seorang manusia yang menggunakan dasar-dasar dan ilmu
tertentu, sehingga ide tersebut dapat diterima orang lain. Berpikir ilmiah juga harus melalui proses
yang panjang dan benar karena akan menyangkut kebenaran. Dalam berpikir ilmiah seseorang harus
memperhatikan dasar-dasarnya yang didalamnya menyangkut apa, siapa, dimana,
kapan dan bagaimana. Biasanya hal itu
digunakan untuk mencari rumusan masalah dan mencari solusi atau kesimpulan
suatu masalah. Berpikir ilmiah sangat
penting dalam melakukan sesuatu, tidak hanya di lingkungan masyarakat tetapi
juga di lingkungan sekolah. Jika dalam
suatu pekerjaan untuk menunjukkan hasil dari pekerjaan kita, kita pasti akan
dituntut untuk menunjukkan apa saja hasil dari pekerjaan kita dan semua itu
pasti akan diuji kebenarannya sehingga orang lain akan percaya dengan pekerjaan
kita.
Berpikir ilmiah juga sangat penting
dalam melakukan penelitian sesuatu, baik tentang tanaman, hewan, manusia dan
sebagainya. Pasti dalam membuat dan
mengumpulkan data itu sendiri harus sesuai dengan kebenaran karena untuk
menjelaskan hasil dari penelitian kita dibutuhkan suatu pemikiran yang
ilmiah. Selain itu berpikir ilmiah juga
tanpa emosi dan berpikir sesuai kebenaran yang ada. Untuk itu sebagai manusia yang ingin selalu
menjadi terbaik, kita harus selalu menggunakan pemikiran ilmiah dalam setiap
pendapat rasional dan orang-orang sekitar kita akan selalu menganggap kita
tidak berpendapat yang omong kosong.
Setiap manusia disamping berpikir ilmiah harus didukung dengan berpikir
positif serta pemikiran-pemikiran yang baik untuk menjadikan setiap pendapat
kita selalu dapat dipercaya dan diterima oleh semua orang.
Ciri-ciri berpikir ilmiah antara
lain :
Ø Pendapat atau tindakannya melalui
penelitian
Ø Pendapatnya sesuai kebenaran
Ø Terdapat data-data atau bukti dalam
menunjukkan hasilnya
Ø Tidak berdasarkan perkiraan atau
hanya sekedar pendapat
Manfaat berpikir ilmiah antara lain
:
Ø Seseorang yang selalu berpikir
ilmiah tidak akan mudah percaya terhadap sesuatu
Ø Pendapatnya akan dapat dipercaya dan
diterima orang lain
Ø Dalam memecahkan masalah tidak
dengan emosi
2.2. Karakteristik
Berpikir Ilmiah
Karakteristik
berpikir ilmiah adalah antara lain :
a.
Acuan
pernyataan dan premisnya merupakan sumber ilmiah
Jika sumbernya
bersifat teori maka harus merupakan suatu teori ilmiah yang sahih (berasal dari
kepustakaan ilmiah) dan bila sumbernya suatu fakta maka hendaknya merupakan
suatu fakta ilmiah yaitu mulai dari penentuan sampel sampai dengan cara
pengamatan, pengukuran maupun penafsiran hasilnya.
b.
Sistematik
dan runtut
Sistematik
artinya sesuai dengan kaidah penalaran yang sahih, sedangkan runtut adalah
terdapat keselarasan diantara komponennya
c.
Obyektif
Obyektif yaitu
kesimpulan yang diambil harus mengacu pada obyeknya dan bukan hasil tafsiran
subyektif si penyimpul
d.
Skeptik
Skeptik artinya
kebenaran yang diambil bersifat relatif serta pragmatis yaitu dianggap benar
sampai ditemukan kesimpulan baru yang secara sahih dianggap lebih benar
e.
Universal
Universal artinya kesimpulan yang dihasilkan harus
berlaku secara umum tanpa diskriminasi
2.3. Metode Berpikir
Ilmiah
Secara etimologis, metode berasal
dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang artinya sesudah atau dibalik sesuatu dan
“Hodos” yang artinya jalan yang harus ditempuh (Richard, 1986). Jadi metode berarti langkah-langkah (cara dan
teknik) yang diambil menurut urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan
tertentu. Jadi metode berfikir ilmiah
adalah prosedur, cara dan teknik memperoleh pengetahuan serta untuk membuktikan
benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya (Branner,
2002).
Metode ilmiah ini adalah sebuah
prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis
terhadap pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan
yang telah ada (Kattsoff, 1992). Tujuan
dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis
dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah akan
terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu (Milton, 2004).
Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur
alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur. Kondisi alam yang diduga para filosof karena
adanya asas tunggal dari alam (natural law).
Filosof yakin bahwa natural law telah menjadi salah satu sebab adanya
ketertiban alam (Zuhairini, 1995).
Ketertiban akan diangkat dan harus diletakkan sebagai objek ukuran dalam
menentukan kebenaran. Corak-corak
metodis yang sandarannya pada kondisi alam yang dinamik dan teratur harus
diakui telah menyebabkan lahirnya ilmu pengetahuan dengan sifat dan
kecenderungan yang positivistic (Titus, 1959).
Ilmu selalu berkembang dalam ukuran-ukuran yang konkrit dengan model dan
pendekatan serta eksperimen dan observasi.
Dalam perkembangan selanjutnya model
dan cara berpikir demikian telah memperoleh gugatan, karena tidak semua ilmu
dapat didekati dengan model yang sama (Sidi, 1973). Dengan ditemukannya metode berpikir ilmiah,
secara langsung telah menyebabkan terjadinya kemajuan dalam ilmu
pengetahuan. Manusia bukan saja hidup
dalam ritmis modernisasi yang serba mudah dan menjanjikan. Lebih dari itu semua, manusia dapat menggapai
sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin.
Manusia tidak lagi berpangku tangan terhadap apa yang menjadi kehendak
alam (Peursen, 2003).
2.4. Sarana Berpikir Ilmiah
Perbedaan utama
antara manusia dan binatang terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil
jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang dipenuhi oleh
kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari obyek yang
diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya.
Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya
penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan
sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi
seorang ilmuan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan
ilmiah yang baik tak dapat dilakukan.
Sarana ilmiah
pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya
diperlukan sarana yang tertentu pula. Dengan jalan
ini maka kita akan sampai pada hakikat sarana yang sebenarnya, sebab sarana
merupakan alat yang membantu kita
dalam mencapai tujuan tertentu atau dengan perkataan lain sarana ilmiah
mempunyai fungsi–fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara
menyeluruh.
Sarana berpikir
ilmiah ini dalam proses pendidikan kita merupakan bidang studi tersendiri.
Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah ini
seperti kita mempelajari berbagai cabang ilmu. Dalam hal ini kita harus memperhatikan
dua hal. Pertama, sarana ilmiah bukan merupakan
ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan
yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui salah satu
karakteristik dari ilmu umpamanya adalah
penggunaan berpikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan.
Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam
mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih tuntas dapat dikatakan
bahwa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode sendiri dalam mendapatkan
pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah. Kedua, tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik,
sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan
yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari.
Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan
metode ilmiah atau secara
lebih sederhana, sarana berpikir ilmiah
merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jelaslah sekarang kiranya mengapa
sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode
ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah dan bukan merupakan ilmu itu sendiri.
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berpikir merupakan ciri utama bagi
manusia. Berpikir disebut juga sebagai
proses bekerjanya akal. Secara garis
besar berpikir dapat dibedakan antara berpikir alamiah dan berpikir
ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya. Berpikir ilmiah adalah
pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Bagi seorang ilmuan, penguasaan sarana
berpikir ilmiah merupakan suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan
sarana ilmiah, maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan
baik. Sarana ilmiah pada dasarnya
merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang
harus ditempuh.
Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya
ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika serta logika dan
statistika. Bahasa ilmiah berfungsi
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses
berpikir ilmiah. Logika dan matematika
mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan
mudah dilacak kembali kebenarannya.
Sedangkan logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum. Namun dizaman sekarang komputer juga bisa
dimasukkan sebagai sarana berpikir ilmiah, karena dalam komputer semua ada dan
apa yang kita inginkan hampir seluruhnya dapat dijawab oleh komputer.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suriasumantri,
Jujun. S.2007.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
5.
http://sittisulaihah.blogspot.com/2013/09/konsep-berpikir-ilmiah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar