Rabu, 17 Desember 2014

TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDI "PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH"





 







PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK VISUALISASI
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd



Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang.  Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan.  Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi pendidikan.  Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita, karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, Negara dan agama.  Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan.  Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.  Beragam metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.  Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan.  Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode, karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya.  Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi.  Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.  Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain.  Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks.  Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi dan untuk selamanya.
Belajar sangat berkaitan erat dengan pembelajaran, apalagi untuk kita sebagai calon pendidik.  Tentunya kita harus bisa meningkatkan belajar siswa dengan cara memberi motivasi sebelum mulai pembelajaran.  Untuk meningkatkan semangat siswa, kita harus berpikir kreatif dalam memilih metode pembelajaran.  Sehingga siswa akan merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran tersebut.  Maka, dengan mudah siswa menerima materi, memahaminya dan akan melekat dalam diri siswa.  Apalagi untuk mata pelajaran Sejarah yang dianggap sangat membosankan oleh siswa karena materinya hanya itu-itu saja dan tidak ada yang menarik  untuk itulah peran guru sangat penting untuk memunculkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah yang dapat dilakukan dengan penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.  Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu metode embelajaran yang dilakukan guru dalam mata pelajaran sejarah yaitu discovery (penemuan).

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.   Apakah metode pembelajaran itu?
1.2.2.   Apakah metode pembelajaran discover itu?
1.2.3.   Apa alasan penulis menerapkan metode pembelajaran discovery dalam mata pelajaran sejarah?
1.2.4.   Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran dalam metode pembelajaran discovery?
1.2.5.   Apa saja kelebihan yang didapat dalam metode pembelajaran discovery itu?
1.2.6.   Apa saja kekurangan dalam metode pembelajaran discovery itu?

1.3.Tujuan
1.3.1.   Untuk mengetahui arti metode pembelajaran
1.3.2.   Untuk mengetahui arti metode pembelajaran discovery
1.3.3.   Untuk mengetahui alasan penulis menerapkan metode pembelajaran discovery dalam mata pelajaran sejarah
1.3.4.   Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran dalam metode pembelajaran discovery
1.3.5.   Untuk mengetahui kelebihan metode pembelajaran discovery
1.3.6.   Untuk mengetahui kelemahan metode pembelajaran discovery


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Metode Pembelajaran
2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.  Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Dibawah ini pengertian dari metode pembelajaran menurut para ahli diantaranya :
1.   Sagala, S. (2003:169) mengemukakan, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.
2.   Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan
3.   Hatimah, I. (2000:10) metode pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, melainkan juga untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar dan pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.
2.1.2. Efektivitas Pemilihan Metode Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif salah satunya ditentukan oleh pemilihan metode pembelajaran saat guru menyusun rencana pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).  Kemahiran guru untuk memilih metode pembelajaran yang serasi dengan kebutuhan menurut Riwajatna, J. (2003:51) ditentukan oleh pengalamannya, keluasan pemahaman guru tentang bahan pelajaran, tersedianya media, pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan karakteristik belajar.  Metode pembelajaran apapun yang digunakan oleh guru menurut Majid, A. (2005:136) hendaknya dapat mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran.
Pertama, berpusat pada anak didik (student oriented).  Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar.  Suatu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama.  Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan.
Kedua, belajar dengan melakukan (learning by doing).  Supaya proses belajar menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.
Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial.  Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together).
Keempat, mengembangkan keingin tahuan dan imajinasi.  Proses pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik, juga mampu memompa daya imajinasi anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif.  Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.  Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut.  Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89), pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
Ø Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.  Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya.  Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ø Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar.  Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.  Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Ø Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.  Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
Ø Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.  Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.
Ø Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda.  Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.  Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
2.1.4. Syarat-syarat Metode Pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20), syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah :
Ø Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa
Ø Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
Ø Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
Ø Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan)
Ø Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
Ø Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
Ø Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari
2.1.5. Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan utama dalam metode pembelajaran adalah untuk menyampaikan meteri atau pesan yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima, memahami, terekam dan tercerna dengan baik.  Berikut ini beberapa tujuan dari metode pembelajaran antara lain :
Ø Menghantarkan para siswa menuju pada perubahan–perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk social
Ø Rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir pengajaran)
Ø Untuk tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab“

2.2. Metode Pembelajaran Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena :
Ø Discovery merupakan cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif
Ø Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa
Ø Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain
Ø Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri
Ø Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.
Metode discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.  Metode discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip.  Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.  Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Metode discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran, mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.  Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.  Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.
Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning.  Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.  Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung.  Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.  Menurut Sagala (2005: 196), metode ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar yang mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya.  Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar.  Metode discovery merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, metode ini menempatan siswa belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahan masalah.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu :
Ø Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
Ø Berpusat pada siswa
Ø Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada
  
2.3. Alasan Menerapkan Metode Pembelajaran Discovery Dalam Pembelajaran Sejarah
Alasan penulis menerapkan metode pembelajaran discovery dalam pembelajaran sejarah yaitu :
Ø Discovery merupakan cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, sehingga dengan begitu siswa dituntut berpikir kritis dan kreatif.  Dengan begitu, dalam pembelajaran sejarah misalnya tentang siapa sebenarnya dalang dari peristiwa G30SPKI siswa dapat berpikir secara kritis mengenai kebenarannya.
Ø Discovery merupakan metode pembelajaran yang menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, karena siswa mengalami sendiri proses belajar tersebut.  Misalnya dalam peristiwa sejarah yaitu siswa dapat menemukan sendiri sebab dari luar dan dari dalam dari perang diponegoro.
Ø Metode pembelajaran discovery ini menuntut anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.  Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.  Misalnya dalam pembelajaran sejarah mengenai tokoh Muso.  Ada siswa yang berpendapat bahwa Muso adalah seorang pahlawan, juga ada yang berpendapat Muso adalah seorang pejuang.

2.4. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Discovery dalam Pembelajaran Sejarah
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah
Ø Menilai kebutuhan dan minat siswa dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar dengan penemuan
Ø Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai
Ø Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan
Ø Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan
Ø Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan
Ø Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan
Ø Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan
Ø Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut
Ø Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum
Ø Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri
Ø Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya
Ø Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses
Ø Mengajarkan keterampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan
Ø Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul
Ø Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana
Ø Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda, bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar
Ø Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta
Ø Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri
Ø Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan
Ø Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya
Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah :
Ø Identifikasi kebutuhan siswa
Ø Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari
Ø Seleksi bahan dan problema serta tugas-tugas
Ø Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa
Ø Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan
Ø Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa
Ø Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan
Ø Membantu siswa dengan informasi, data jika diperlukan oleh siswa
Ø Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses
Ø Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa
Ø Memuji dan membesarkan siswa yang giat dalam proses penemuan
Ø Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya
Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani (2004:39) yaitu :
Ø Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik
Ø Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis
Ø Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis
Ø Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi
Ø Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru
Cara mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Ø Adanya masalah yang akan dipecahkan
Ø Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik
Ø Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas
Ø Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan
Ø Susunan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
Ø Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data
Ø Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan peserta didik
Langkah-langkah pembelajaran metode discovery dalam pembelajaran sejarah antara lain :
Ø Diberikan suatu masalah kepada peserta didik, contohnya mengenai materi perang diponegoro
Ø Kemudian guru memberikan jawaban sementara atau hipotesis kepada peserta didik mengenai sebab-sebab terjadinya perang diponegoro.  Misalnya guru mengatakan kepada peserta didik bahwa perang diponegoro terjadi karena adanya konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Raden Hadipati Danurejo.  Dengan jawaban sementara yang diberikan guru mengenai sebab terjadinya perang diponegoro tersebut, siswa perlu mencari sendiri sebab-sebab lain terjadinya perang diponegoro dan bisa dipilah menjadi sebab intern dan ekstern.
Ø Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis mengenai jawaban sementara dari guru tersebut apakah benar apa salah mengenai sebab terjadinya perang diponegoro.  Selain itu siswa perlu mencari sendiri sebab-sebab lain terjadinya perang diponegoro dan bisa dipilah menjadi sebab intern dan ekstern.
Ø Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi.  Kemudian setelah siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis mengenai jawaban sementara dari guru tersebut apakah benar apa salah mengenai sebab terjadinya perang diponegoro, tentunya siswa dapat menemukan jawaban yang berbeda-beda meskipun intinya sama antara siswa satu dengan siswa yang lain.  Dari jawaban tersebut siswa menarik kesimpulan mengenai penyebab terjaidnya perang diponegoro.
Ø Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.  Kesimpulan siswa mengenai sebab terjadinya perang diponegoro tersebut kemudian dapat menghasilkan kesimpulan baru mengenai sebab terjadinya perang diponegoro yang awalnya belum diketahui siswa mengenai sebab-sebab baru terjadinya perang diponegoro yang sudah ditemukan sendiri oleh siswa tersebut.

2.5. Kelebihan Metode Pembelajaran Discovery
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu :
Ø Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat
Ø Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya
Ø Secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.  Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut :
Ø Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir
Ø Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya.  Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat
Ø Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas.  Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat
Ø Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
Ø Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu :
Ø Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, andai kata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.  Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu
Ø Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer
Ø Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan
Ø Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri
Ø Menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus
Ø Dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.  Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan
Ø Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya
Ø Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak
Sedangkan metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut :
Ø Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan keterampilan dalam proses kognitif / pengenalan siswa
Ø Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
Ø Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa

2.6. Kelemahan Metode Pembelajaran Discovery
Kelemahan metode discovery menurut Suryosubroto (2002:2001) adalah :
Ø Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.  Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis.  Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain
Ø Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.  Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu
Ø Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional
Ø Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan.  Sedangkan sikap dan keterampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan
Ø Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada
Ø Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif jika pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya, tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti
Ø Membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima.  Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru.  Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat.  Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai
 

BAB 3 PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran, kita mempunyai beberapa metode yang dapat kita gunakan dalam pembelajaran.  Sehingga kita dapat mempelajari metode- metode tersebut dan kita sesuaikan dengan meteri yang akan kita sampaikan kepada siswa.  Dengan demikian siswa akan tertarik dan dapat merekam dan memahami materi yang kita sampaikan.  Dalam metode pembelajaran, terdapat beberapa tujuan yang dapat kita gunakan sebagai motivasi untuk diri kita dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum.
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri.  Penggunaan metode yang variatif dan sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran dapat membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar.  Metode tersebut harus dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.  Dari uraian di atas, indikator-indikator dari metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah membangkitkan motif dan minat belajar siswa, mendidik siswa belajar sendiri, membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut dan meniadakan verbalitas dalam penyampaian materi.

  
DAFTAR PUSTAKA

1.         Huda, Miftahul.2013.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarata .Pustaka Pelajar.
2.         Hatimah, I. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Adira
3.         http://musrifatull.blogspot.com/2013/12/metode-metode-pembelajaran-sejarah.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar