PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK VISUALISASI
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan
mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang.
Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan
reformasi pendidikan. Belajar atau
pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita
berikan kepada anak-anak kita, karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi dan pada akhirnya
diharapkan akan berguna bagi bangsa, Negara dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital,
maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan
menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam
metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita
persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Metode adalah cara yang fungsinya
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin
baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama
dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain
faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan
efektif tidaknya penggunaan suatu metode, karenanya metode mengajar itu banyak
sekali dan sulit menggolong-golongkannya.
Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling
tinggi. Sebab metode yang “kurang baik”
di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru
yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai
teknik pelaksanaannya. Namun demikian,
ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada
metode yang lain. Dengan mencari
ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode
yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan
yang kompleks. Mengingat kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin
menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih
unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai
semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi dan untuk selamanya.
Belajar sangat berkaitan erat dengan
pembelajaran, apalagi untuk kita sebagai calon pendidik. Tentunya kita harus bisa meningkatkan belajar
siswa dengan cara memberi motivasi sebelum mulai pembelajaran. Untuk meningkatkan semangat siswa, kita harus
berpikir kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Sehingga siswa akan merasa senang dan tertarik
dengan pembelajaran tersebut. Maka,
dengan mudah siswa menerima materi, memahaminya dan akan melekat dalam diri
siswa. Apalagi untuk mata pelajaran
Sejarah yang dianggap sangat membosankan oleh siswa karena materinya hanya
itu-itu saja dan tidak ada yang menarik
untuk itulah peran guru sangat penting untuk memunculkan motivasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah yang dapat dilakukan dengan
penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu metode
embelajaran yang dilakukan guru dalam mata pelajaran sejarah yaitu discovery
(penemuan).
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah metode pembelajaran itu?
1.2.2. Apakah metode pembelajaran discover
itu?
1.2.3. Apa alasan penulis menerapkan metode
pembelajaran discovery dalam mata pelajaran sejarah?
1.2.4. Bagaimanakah langkah-langkah
pembelajaran dalam metode pembelajaran discovery?
1.2.5. Apa saja kelebihan yang didapat
dalam metode pembelajaran discovery itu?
1.2.6. Apa saja kekurangan dalam metode
pembelajaran discovery itu?
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui arti metode
pembelajaran
1.3.2. Untuk mengetahui arti metode
pembelajaran discovery
1.3.3. Untuk mengetahui alasan penulis
menerapkan metode pembelajaran discovery dalam mata pelajaran sejarah
1.3.4. Untuk mengetahui langkah-langkah
pembelajaran dalam metode pembelajaran discovery
1.3.5. Untuk mengetahui kelebihan metode
pembelajaran discovery
1.3.6. Untuk mengetahui kelemahan metode
pembelajaran discovery
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Metode Pembelajaran
2.1.1.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara
atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar pada
siswa tercapai sesuai dengan tujuan.
Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk dan
juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut
dengan mudah.
Dibawah
ini pengertian dari metode pembelajaran menurut para ahli diantaranya :
1. Sagala, S. (2003:169) mengemukakan,
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan
kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.
2. Surakhmad, W. (1979:75)
mengemukakan, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan
3. Hatimah, I. (2000:10) metode
pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja,
melainkan juga untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar,
penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk
melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil
belajar dan pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.
2.1.2. Efektivitas Pemilihan Metode
Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif salah
satunya ditentukan oleh pemilihan metode pembelajaran saat guru menyusun
rencana pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Kemahiran guru untuk memilih
metode pembelajaran yang serasi dengan kebutuhan menurut Riwajatna, J.
(2003:51) ditentukan oleh pengalamannya, keluasan pemahaman guru tentang bahan
pelajaran, tersedianya media, pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan
karakteristik belajar. Metode
pembelajaran apapun yang digunakan oleh guru menurut Majid, A. (2005:136)
hendaknya dapat mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran.
Pertama, berpusat pada anak didik
(student oriented). Guru harus memandang
anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama,
sekalipun mereka kembar. Suatu kesalahan
jika guru memperlakukan mereka secara sama.
Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan.
Kedua, belajar dengan melakukan
(learning by doing). Supaya proses
belajar menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk
melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.
Ketiga, mengembangkan kemampuan
sosial. Proses pembelajaran dan
pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai
sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together).
Keempat, mengembangkan keingin
tahuan dan imajinasi. Proses
pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik,
juga mampu memompa daya imajinasi anak didik untuk berpikir kritis dan
kreatif. Kelima, mengembangkan
kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.
2.1.3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Sebagai suatu cara, metode tidaklah
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang
paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami
sifat-sifat masing-masing metode tersebut.
Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89), pemilihan dan
penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
Ø Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi
yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang
sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ø Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju
dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional,
tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan
taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Ø Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar
yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Guru harus memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
Ø Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak didik di sekolah.
Ø Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian
yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui
mempengaruhi kompetensi. Kurangnya
penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan
menentukan metode.
2.1.4. Syarat-syarat Metode Pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20),
syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah :
Ø Metode mengajar harus dapat
mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa
Ø Metode mengajar harus dapat menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian siswa
Ø Metode mengajar harus dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
Ø Metode mengajar harus dapat
merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan
inovasi (pembaharuan)
Ø Metode mengajar harus dapat mendidik
murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui
usaha pribadi
Ø Metode mengajar harus dapat
meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
Ø Metode mengajar harus dapat
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan
dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari
2.1.5.
Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan utama dalam metode
pembelajaran adalah untuk menyampaikan meteri atau pesan yang terkandung dalam
isi kurikulum secara efektif, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima, memahami,
terekam dan tercerna dengan baik. Berikut
ini beberapa tujuan dari metode pembelajaran antara lain :
Ø Menghantarkan para siswa menuju pada
perubahan–perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar
dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk social
Ø Rumusan kemampuan yang diharapkan
dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir
pengajaran)
Ø Untuk tercapainya Tujuan Pendidikan
Nasional yang berbunyi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratif serta
bertanggung jawab“
2.2. Metode Pembelajaran Discovery
Salah satu metode mengajar yang
akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
metode discovery, hal itu disebabkan karena :
Ø Discovery merupakan cara untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif
Ø Dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam
ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa
Ø Pengertian yang ditemukan sendiri
merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer
dalam situasi lain
Ø Dengan menggunakan strategi
penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat
dikembangkannya sendiri
Ø Dengan metode penemuan ini juga,
anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi
sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat
Dengan demikian diharapkan metode
discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses
belajar mengajar yang memungkinkan.
Metode discovery menurut
Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum
sampai kepada generalisasi. Metode discovery
merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang
memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri dan reflektif. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana
dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan
sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan
saja.
Suryosubroto (2002:193) mengutip
pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa
mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru
hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Metode discovery menurut Rohani
(2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik
sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran, mereka memiliki kemampuan
dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka
miliki. Proses pembelajaran harus
dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta
didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas
pembelajaran. Peranan guru hanyalah
sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis,
sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau
dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.
Pada metode discovery, situasi
belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi
situasi student dominated learning. Dengan
pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa
dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar,
membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Penggunaan metode discovery ini guru berusaha
untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Metode discovery menurut Mulyasa
(2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih
mengutamakan proses daripada hasil belajar.
Menurut Sagala (2005: 196), metode ini bertolak dari pandangan
bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar yang mempunyai kemampuan
dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri
sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Metode discovery merupakan pendekatan
mengajar yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah,
metode ini menempatan siswa belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam
memecahan masalah.
Tiga ciri utama belajar menemukan
yaitu :
Ø Mengeksplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
Ø Berpusat pada siswa
Ø Kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada
2.3. Alasan Menerapkan Metode Pembelajaran Discovery Dalam Pembelajaran
Sejarah
Alasan penulis menerapkan metode
pembelajaran discovery dalam pembelajaran sejarah yaitu :
Ø Discovery merupakan cara untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif, sehingga dengan begitu siswa dituntut
berpikir kritis dan kreatif. Dengan
begitu, dalam pembelajaran sejarah misalnya tentang siapa sebenarnya dalang
dari peristiwa G30SPKI siswa dapat berpikir secara kritis mengenai kebenarannya.
Ø Discovery merupakan metode
pembelajaran yang menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
siswa, karena siswa mengalami sendiri proses belajar tersebut. Misalnya dalam peristiwa sejarah yaitu siswa
dapat menemukan sendiri sebab dari luar dan dari dalam dari perang diponegoro.
Ø Metode pembelajaran discovery ini
menuntut anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Dengan pembelajaran menggunakan
metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan
mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan
mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Penggunaan metode discovery ini guru berusaha
untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam pembelajaran sejarah mengenai
tokoh Muso. Ada siswa yang berpendapat
bahwa Muso adalah seorang pahlawan, juga ada yang berpendapat Muso adalah
seorang pejuang.
2.4. Langkah-langkah Pembelajaran
Metode Discovery dalam Pembelajaran Sejarah
Langkah-langkah pelaksanaan metode
penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975)
adalah
Ø Menilai kebutuhan dan minat siswa
dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis
untuk mengajar dengan penemuan
Ø Seleksi pendahuluan atas dasar
kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam
hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai
Ø Mengatur susunan kelas sedemikian
rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar
dengan penemuan
Ø Berkomunikasi dengan siswa akan
membantu menjelaskan peranan penemuan
Ø Menyiapkan suatu situasi yang
mengandung masalah yang minta dipecahkan
Ø Mengecek pengertian siswa tentang
masalah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan
Ø Menambah berbagai alat peraga untuk
kepentingan pelaksanaan penemuan
Ø Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa
mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan
bahan-bahan pokok tersebut
Ø Mempersilahkan siswa mengumpulkan
dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh
tilikan umum
Ø Memberi kesempatan kepada siswa
melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri
Ø Memberi jawaban dengan cepat dan
tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam
kelangsungan kegiatannya
Ø Memimpin analisisnya sendiri melalui
percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses
Ø Mengajarkan keterampilan untuk
belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya
latihan penyelidikan
Ø Merangsang interaksi siswa dengan
siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan
data yang terkumpul
Ø Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi
maupun pertanyaan tingkat yang sederhana
Ø Bersikap membantu jawaban siswa, ide
siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda, bukan menilai secara kritis
tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar
Ø Membesarkan siswa untuk memperkuat
pernyataannya dengan alasan dan fakta
Ø Memuji siswa yang sedang bergiat
dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya
atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa yang mengidentifikasi
hasil dari penyelidikannya sendiri
Ø Membantu siswa menulis atau
merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat
dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan
Ø Mengecek apakah siswa menggunakan
apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik dalam situasi
berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya
Sedangkan langkah-langkah menurut
Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah :
Ø Identifikasi kebutuhan siswa
Ø Seleksi pendahuluan terhadap
prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari
Ø Seleksi bahan dan problema serta
tugas-tugas
Ø Membantu memperjelas problema yang
akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa
Ø Mempersiapkan setting kelas dan
alat-alat yang diperlukan
Ø Mencek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa
Ø Memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan penemuan
Ø Membantu siswa dengan informasi,
data jika diperlukan oleh siswa
Ø Memimpin analisis sendiri dengan
pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses
Ø Merangsang terjadinya interaksi
antar siswa dengan siswa
Ø Memuji dan membesarkan siswa yang giat
dalam proses penemuan
Ø Membantu siswa merumuskan
prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya
Ada lima tahap yang harus ditempuh
dalam metode discovery menurut Rohani (2004:39) yaitu :
Ø Perumusan masalah untuk dipecahkan
peserta didik
Ø Penetapan jawaban sementara atau
pengajuan hipotesis
Ø Peserta didik mencari informasi,
data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji
hipotesis
Ø Menarik kesimpulan dari jawaban atau
generalisasi
Ø Aplikasi kesimpulan atau
generalisasi dalam situasi baru
Cara mengajar dengan metode
discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Ø Adanya masalah yang akan dipecahkan
Ø Sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik
Ø Konsep atau prinsip yang harus
ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan
ditulis secara jelas
Ø Harus tersedia alat dan bahan yang
diperlukan
Ø Susunan kelas diatur sedemian rupa
sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar
Ø Guru harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengumpulkan data
Ø Guru harus memberikan jawaban dengan
tepat dengan data serta informasi yang diperlukan peserta didik
Langkah-langkah pembelajaran metode
discovery dalam pembelajaran sejarah antara lain :
Ø Diberikan suatu masalah kepada
peserta didik, contohnya mengenai materi perang diponegoro
Ø Kemudian guru memberikan jawaban
sementara atau hipotesis kepada peserta didik mengenai sebab-sebab terjadinya
perang diponegoro. Misalnya guru
mengatakan kepada peserta didik bahwa perang diponegoro terjadi karena adanya
konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Raden Hadipati Danurejo. Dengan jawaban sementara yang diberikan guru
mengenai sebab terjadinya perang diponegoro tersebut, siswa perlu mencari
sendiri sebab-sebab lain terjadinya perang diponegoro dan bisa dipilah menjadi
sebab intern dan ekstern.
Ø Peserta didik mencari informasi,
data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji
hipotesis mengenai jawaban sementara dari guru tersebut apakah benar apa salah
mengenai sebab terjadinya perang diponegoro.
Selain itu siswa perlu mencari sendiri sebab-sebab lain terjadinya
perang diponegoro dan bisa dipilah menjadi sebab intern dan ekstern.
Ø Menarik kesimpulan dari jawaban atau
generalisasi. Kemudian setelah siswa
mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan
masalah dan menguji hipotesis mengenai jawaban sementara dari guru tersebut
apakah benar apa salah mengenai sebab terjadinya perang diponegoro, tentunya
siswa dapat menemukan jawaban yang berbeda-beda meskipun intinya sama antara
siswa satu dengan siswa yang lain. Dari
jawaban tersebut siswa menarik kesimpulan mengenai penyebab terjaidnya perang
diponegoro.
Ø Aplikasi kesimpulan atau
generalisasi dalam situasi baru.
Kesimpulan siswa mengenai sebab terjadinya perang diponegoro tersebut
kemudian dapat menghasilkan kesimpulan baru mengenai sebab terjadinya perang
diponegoro yang awalnya belum diketahui siswa mengenai sebab-sebab baru
terjadinya perang diponegoro yang sudah ditemukan sendiri oleh siswa tersebut.
2.5. Kelebihan Metode Pembelajaran
Discovery
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu :
Ø Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat
Ø Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer
yang lebih baik dari pada hasil lainnya
Ø Secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran
siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.
Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan
kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang
lain
Beberapa keunggulan metode penemuan
juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut :
Ø Siswa aktif dalam kegiatan belajar,
sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir
Ø Siswa memahami benar bahan
pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih
lama diingat
Ø Menemukan sendiri menimbulkan rasa
puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin
melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat
Ø Siswa yang memperoleh pengetahuan
dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai
konteks
Ø Metode ini melatih siswa untuk lebih
banyak belajar sendiri
Metode discovery memiliki
kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu :
Ø Dianggap membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan
proses kognitif siswa, andai kata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan
terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan
datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu
Ø Pengetahuan diperoleh dari strategi
ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat
kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer
Ø Strategi penemuan membangkitkan
gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya,
menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan
Ø Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri
Ø Menyebabkan siswa mengarahkan
sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi
sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus
Ø Dapat membantu memperkuat pribadi
siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses
penemuan. Dapat memungkinkan siswa
sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan
Ø Strategi ini berpusat pada anak,
misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisipasi sebagai sesama
dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya
Ø Membantu perkembangan siswa menuju
skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak
Sedangkan metode discovery menurut
Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut :
Ø Teknik ini mampu membantu siswa
untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan keterampilan dalam
proses kognitif / pengenalan siswa
Ø Siswa memperoleh pengetahuan yang
bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh atau mendalam
tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
Ø Dapat meningkatkan kegairahan
belajar para siswa
2.6. Kelemahan Metode Pembelajaran
Discovery
Kelemahan metode discovery menurut Suryosubroto
(2002:2001) adalah :
Ø Dipersyaratkan keharusan adanya
persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung
dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang
abstrak atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu
subyek atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis.
Siswa yang lebih pandai mungkin akan
memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain
Ø Metode ini kurang berhasil untuk
mengajar kelas besar. Misalnya sebagian
besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori
atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu
Ø Harapan yang ditumpahkan pada
strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional
Ø Mengajar dengan penemuan mungkin
akan dipandang terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang
memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan diperlukan
untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara
keseluruhan
Ø Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang
dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada
Ø Strategi ini mungkin tidak akan
memberi kesempatan untuk berpikir kreatif jika pengertian-pengertian yang akan
ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses
di bawah pembinaannya, tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang
penuh arti
Ø Membutuhkan waktu belajar yang lebih
lama dibandingkan dengan belajar menerima.
Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan
beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat
dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum
pembelajaran dimulai
BAB 3 PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran, kita mempunyai beberapa metode
yang dapat kita gunakan dalam pembelajaran.
Sehingga kita dapat mempelajari metode- metode tersebut dan kita
sesuaikan dengan meteri yang akan kita sampaikan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan tertarik dan dapat
merekam dan memahami materi yang kita sampaikan. Dalam metode pembelajaran, terdapat beberapa
tujuan yang dapat kita gunakan sebagai motivasi untuk diri kita dalam
menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum.
Setiap metode pembelajaran mempunyai
keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri.
Penggunaan metode yang variatif dan sesuai dengan materi serta tujuan
pembelajaran dapat membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar. Metode tersebut harus dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Dari uraian di atas, indikator-indikator dari
metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah membangkitkan motif dan minat
belajar siswa, mendidik siswa belajar sendiri, membangkitkan keinginan belajar
lebih lanjut dan meniadakan verbalitas dalam penyampaian materi.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Huda,
Miftahul.2013.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarata .Pustaka
Pelajar.
2.
Hatimah, I. (2000). Strategi dan
Metode Pembelajaran. Bandung: Adira
3.
http://musrifatull.blogspot.com/2013/12/metode-metode-pembelajaran-sejarah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar