Rabu, 17 Desember 2014

TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDI "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI UNTUK VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH"









PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI
UNTUK VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd



Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang.  Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan.  Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi pendidikan.  Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita, karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, Negara dan agama.  Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan.  Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.  Beragam metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.  Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan.  Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode, karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya.  Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi.  Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.  Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain.  Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks.  Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi dan untuk selamanya.
Belajar sangat berkaitan erat dengan pembelajaran, apalagi untuk kita sebagai calon pendidik.  Tentunya kita harus bisa meningkatkan belajar siswa dengan cara memberi motivasi sebelum mulai pembelajaran.  Untuk meningkatkan semangat siswa, kita harus berpikir kreatif dalam memilih metode pembelajaran.  Sehingga siswa akan merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran tersebut.  Maka, dengan mudah siswa menerima materi, memahaminya dan akan melekat dalam diri siswa.  Apalagi untuk mata pelajaran Sejarah yang dianggap sangat membosankan oleh siswa karena materinya hanya itu-itu saja dan tidak ada yang menarik  untuk itulah peran guru sangat penting untuk memunculkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah yang dapat dilakukan dengan penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.  Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam mata pelajaran sejarah yaitu diskusi.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.   Apakah metode pembelajaran itu?
1.2.2.   Apakah metode pembelajaran diskusi itu?
1.2.3.   Apa alasan penulis menerapkan metode pembelajaran diskusi dalam mata pelajaran sejarah?
1.2.4.   Bagaimanakah langkah-langkah metode pembelajaran diskusi dalam pembelajaran sejarah?
1.2.5.   Apa saja kelebihan yang didapat dalam metode pembelajaran diskusi itu?
1.2.6.   Apa saja kekurangan dalam metode pembelajaran diskusi itu?

1.3.Tujuan
1.3.1.   Untuk mengetahui arti metode pembelajaran
1.3.2.   Untuk mengetahui arti metode pembelajaran diskusi
1.3.3.   Untuk mengetahui alasan penulis menerapkan metode pembelajaran diskusi dalam mata pelajaran sejarah
1.3.4.   Untuk mengetahui langkah-langkah metode pembelajaran diskusi dalam mata pelajaran sejarah
1.3.5.   Untuk mengetahui kelebihan metode pembelajaran diskusi
1.3.6.   Untuk mengetahui kelemahan metode pembelajaran diskusi


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Metode Pembelajaran
2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.  Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Dibawah ini pengertian dari metode pembelajaran menurut para ahli diantaranya :
1.   Sagala, S. (2003:169) mengemukakan, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.
2.   Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan
3.   Hatimah, I. (2000:10) metode pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, melainkan juga untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar dan pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.
2.1.2. Efektivitas Pemilihan Metode Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif salah satunya ditentukan oleh pemilihan metode pembelajaran saat guru menyusun rencana pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).  Kemahiran guru untuk memilih metode pembelajaran yang serasi dengan kebutuhan menurut Riwajatna, J. (2003:51) ditentukan oleh pengalamannya, keluasan pemahaman guru tentang bahan pelajaran, tersedianya media, pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan karakteristik belajar.  Metode pembelajaran apapun yang digunakan oleh guru menurut Majid, A. (2005:136) hendaknya dapat mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran.
Pertama, berpusat pada anak didik (student oriented).  Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar.  Suatu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama.  Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan.
Kedua, belajar dengan melakukan (learning by doing).  Supaya proses belajar menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.
Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial.  Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together).
Keempat, mengembangkan keingin tahuan dan imajinasi.  Proses pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik, juga mampu memompa daya imajinasi anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif.  Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.  Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut.  Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89), pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
Ø Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.  Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya.  Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ø Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar.  Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.  Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Ø Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.  Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
Ø Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.  Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.
Ø Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda.  Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.  Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
2.1.4. Syarat-syarat Metode Pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20), syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah :
Ø Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa
Ø Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
Ø Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
Ø Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan)
Ø Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
Ø Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
Ø Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari
2.1.5. Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan utama dalam metode pembelajaran adalah untuk menyampaikan meteri atau pesan yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima, memahami, terekam dan tercerna dengan baik.  Berikut ini beberapa tujuan dari metode pembelajaran antara lain :
Ø Menghantarkan para siswa menuju pada perubahan–perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk social
Ø Rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir pengajaran)
Ø Untuk tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab“

2.2. Metode Pembelajaran Diskusi
2.2.1. Pengertian Metode Pembelajaran Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi, saling bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.  Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.  Metode diskusi merupakan salah satu solusi dalam memecahkan persoalan-persoalan kompleks yang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik dan dilakukan atas dasar kerjasama kelompok secara musyawarah dan demokratis.
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.  Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah, sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Diskusi merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat.  Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama.
Dibawah ini pengertian dari beberapa ahli mengenai metode pembelajaran diskusi antara lain :
a.    Muhibbin Syah (2000), metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving).  Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
b.   Suryosubroto (1997: 179), metode diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang bergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
c.    Killen, 1988 (Wina Sanjaya, 2006), tujuan metode pemelajaran diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan.
d.   Diskusi merupakan komunikasi seseorang satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat Arends, 1997 (Trianto, 2007).
e.    Kamus bahasa mendefenisikan diskusi sebagai suatu yang melibatkan saling adanya tukar pendapat secara lisan, teratur dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu.
f.    Metode pembelajaran diskusi yaitu suatu situasi dimana guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat.  Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif lebih tinggi Arends, 1997(dalam Trianto, 2007).
Menurut Suryosubroto, 1997 : 181 (Trianto, 2007), metode pembelajaran diskusi digunakan oleh guru apabila hendak :
Ø Mendorong siswa berpikir kritis
Ø Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
Ø Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama
Ø Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama
Ø Memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa
Ø Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing
Ø Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai
Ø Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah
Ø Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain)
Ø Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut
Pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada didalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran yang berlangsung baik antar siswa.  Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.
Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada didalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi guru dengan siswa.  Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.  Pada metode diskusi materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.  Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges, 1979 (Wina Sanjaya, 2006), dalam proses pelaksanaanya guru harus mengatur kondisi agar :
a.    Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya
b.   Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain
c.    Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting
d.   Melalui diskusi, setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami masalah-masalah yang dibicarakan dalam diskusi.  Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges (Wina Sanjaya, 2006), sebab diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk dapat mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah.  Strategi ini diharapkan bisa mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
2.2.2. Prinsip Umum Penggunaan Metode Pembelajaran Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode diskusi antara lain sebagai berikut :
a.    Perumusan masalah atau masalah-masalah yang didiskusikan agar dilakukan bersama-sama dengan siswa
b.   Menjelaskan hakikat masalah itu disertai tujuan mengapa masalah tersebut dipilih untuk didiskusikan
c.    Pengaturan peran siswa yang meliputi pemberian tanggapan, saran, pendapat, pertanyaan dan jawaban yang timbul untuk memecahkan masalah
d.   Memberitahukan tata tertib diskusi
e.    Pengarahan pembicaraan agar sesuai dengan tujuan
f.    Pemberian bimbingan siswa untuk mengambil kesimpulan
2.2.3. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi
Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan.  Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono menyebutkan sejumlah peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi antara lain :
a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru atau cara baru dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan
b.Seeking information, yakni meminta fakta yang relevan atau informasi yang otoritarif tentang topik diskusi
c. Giving information, yakni fakta yang relevan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta
d.      Giving opinion, yakni memberikan pendapat tentang pokok yang sedang dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau sikap "nrimo" kelompok
e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas pernyataan seseorang anggota
f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi contoh atau penerapan
g.Controlling, yakni meyakinkan bahwa giliran bicara merata; meyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara memperoleh giliran bicara
h.Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota
i.  Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan kriteria untuk menilai urunan anggota
j.  Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam diskusi
k.Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya tegangan
l.  Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan
m. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya
n.Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang seharusnya dicapai
o.Consensus Testing, menilai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan menghindarkan perbedaan pandangan
p.Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai

2.3. Alasan Memilih Metode Pembelajaran Diskusi Dalam Pelajaran Sejarah
Metode diskusi cocok digunakan dalam pembelajaran sejarah karena metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah dan juga dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama.  Selain itu, metode diskusi dapat mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama sehingga dapat mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.  Metode diskusi juga memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing, memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai, membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah, membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain) dan mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Berdasarkan alasan diatas, metode diskusi sangat cocok digunakan untuk pelajaran sejarah yang notabene metode pembelajarannya lebih sering menggunakan ceramah.  Sehingga dengan adanya metode diskusi yang diterapkan dalam pelajaran sejarah ini, siswa merasa terpancing untuk menggali kemampuan yang ada dalam dirinya supaya dapat mengeluarkan segala pendapatnya dalam diskusi.  Untuk siswa yang pendiam, dalam diskusi siswa tersebut berusaha didorong oleh guru supaya siswa tersebut tidak tertinggal dengan siswa yang lain dan bisa terlibat aktif dalam diskusi, sehingga semua siswa dalam metode diskusi ini dapat bersikap kritis dan mengutarakan pendapatnya masing-masing.  Jika dalam suatu pembelajaran sejarah, misalnya materi mengenai G30/SPKI, dalam materi tersebut, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis apakah benar PKI dalang dibalik peristiwa G30/SPKI, ataukah memang ada orang lain yang terlibat didalamnya.  Dalam materi mengenai G30/SPKI tersebut, siswa juga dapat memberikan pendapatnya mengenai peristiwa tersebut, tentunya pendapat siswa berbeda-beda yang kemudia dari pendapat-pendapat tersebut, siswa dapat memahami arti sebuah keberagaman dan dapat mengerti secara lebih luas lagi mengenai materi G30/SPKI melalui pendapat siswa yang berbeda-beda tersebut.

2.4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Diskusi Dalam Pelajaran Sejarah
Langkah-langkah metode pembelajaran diskusi antara lain :
a.    Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya, dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa
b.   Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi
c.    Para siswa berdiskusi dalam kelompok, sedangkan guru menjaga ketertiban dan dapat memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok dapat berpartisipasi aktif dan diskusi berjalan lancar
d.   Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya
e.    Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap kelompok
Menurut pendapat ahli yang lain, langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pelaksanaan metode pembelajaran diskusi antara lain :
a.    Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan
b.   Guru menjelaskan tujuan diskusi
c.    Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan
d.   Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat
e.    Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan
f.    Mengatur giliran berbicara agar tidak ada siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya
g.   Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok / problem
h.   Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah
i.     Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan
Sedangkan kegiatan yang dilakukan siswa dalam pelaksanaan metode pembelajaran diskusi sebagai berikut:
a.    Menelaah topic / pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas
b.   Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan
c.    Mengemukakan pendapat, baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama teman sebangku atau sekelompok
d.   Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan
e.    Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain
f.    Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat
g.   Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan
h.   Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat
i.     Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi
j.     Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang
Adapun langkah- langkah pelaksanaan metode pembelajaran diskusi lainnya yaitu :
1.   Menyampaikan tujuan dan mengatur setting
2.   Mengarahkan diskusi
3.   Menyelenggarakan diskusi
4.   Mengakhiri diskusi
5.   Melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi itu
Langkah-langkah metode pembelajaran diskusi lainnya antara lain :
Agar proses pembelajaran dengan metode diskusi berjalan dengan baik, lancar dan menghasilkan tujuan belajar yang efektif, dapat menggunakan dan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini :
a)   Persiapan
1.   Memberikan kondisi belajar siswa (kegiatan awal)
2.   Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
3.   Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi
b)   Pelaksanaan
1.   Siswa melakukan diskusi
2.   Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
3.   Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif
4.   Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
c)   Evaluasi
1.   Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi
2.   Menilai hasil diskusi (syaiful Bahri Djamarah dan  Aswan,1995:113)
Langkah-langkah metode pembelajaran diskusi dalam pelajaran sejarah antara lain :
a)   Persiapan
1.   Memberikan kondisi belajar siswa (kegiatan awal)
Langkah awal yaitu terlebih dahulu guru mengkondisikan kelas yang akan dilangsungkan diskusi, supaya kelas dapat terkendali.  Jika susana kelas sudah kondusif, barulah guru memulai.
2.   Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
Setelah itu, guru memberikan penjelasan tentang suatu masalah yang akan didiskusikan.  Misalnya masalah mengenai G30/SPKI.
3.   Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi
Setelah itu, guru menyiapakan segala kebutuhan yang dibutuhkan saan diskusi, supaya siswa nyaman dengan adanya diskusi.
b)   Pelaksanaan
1.   Siswa melakukan diskusi
Setelah guru menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam diskusi, barulah diskusi dimulai oleh siswa mengenai materi G30/SPKI.
2.   Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
Kemudian dalam kegiatan diskusi tersebut, guru merangsang seluruh siswa untuk berpartisipasi dan mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi.  Misalnya guru dengan mengimingi akan memberikan hadiah atau memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif dalam diskusi.  Sehingga dengan adanya pancingan dari guru tersebut, siswa diharapkan aktif semua dalam diskusi.
3.   Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif
Guru harus memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan aktif mengeluarkan pendapatnya mengenai materi G30/SPKI.
4.   Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
Dari diskusi tersebut, tentulah didapatkan tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting dari siswa lainnya, untuk itulah siswa harus mencatat tanggapan, saran dan ide yang dianggap penting tersebut.
c)   Evaluasi
1.   Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi
Dengan adanya diskusi tersebut, guru menugaskan kepada siswa untuk membuat suatu kesimpulan dari materi G30/SPKI tersebut yang dapat diperoleh melalui tanggapan, saran dan ide-ide yang dicatat oleh semua siswa tersebut.
2.   Menilai hasil diskusi
Setelah itu, barulah guru dapat menilai hasil diskusi maisng-masing siswa tersebut mengenai materi G30/SPKI.  Misalnya patokan penilaian guru terletak pada keaktifan siswa dalam diskusi dll.

2.5.   Kelebihan Metode Pembelajaran Diskusi
Kelebihan metode pembelajaran diskusi antara lain :
1.   Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2.   Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
3.   Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
4.   Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat
5.   Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data
6.   Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama
7.   Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya
8.   Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan atau keputusan yang akan atau telah diambil
9.   Mengembangkan rasa solidaritas / toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali
10.  Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja, tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis
11.  Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas
12.  Mempertinggi peran serta secara perorangan
13.  Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan
14.  Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain
15.  Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar
16.  Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan bahan pelajarannya masing-masing
17.  Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
18.  Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi, diharapkan para siswa dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri
19.  Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa
 
2.6.   Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi
Kelemahan dari metode pembelajaran diskusi antara lain :
1.   Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar
2.   Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3.   Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4.   Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
5.   Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi, hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan
6.   Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu
7.   Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi
8.   Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat
9.   Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur
10.  Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak dikontrol akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran
11.  Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya, sebab tergantung kepada kepemimpinan sisiwa dan partisipasi anggotanya
12.  Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya
13.  Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi  hanya hal-hal yang barsifat problematik saja yang dapat didiskusikan
14.  Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya
15.  Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya
16.  Jumlah siswa dalam skala besar dapat mempengaruhi kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapatnya
Untuk mengatasi beberapa kelemahan dari metode pembelajaran diskusi tersebut, Drs. Yusuf Djajadisastra (1982) mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah :
1.   Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang kecil, misalnya 5 orang murid setiap kelompok, kelompok kecil ini harus terdiri dari murid yang pandai dan kurang pandai
2.   Membentuk lagi kelompok-kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota.  Dengan demikian semua murid akan pernah mengalami suasana kerjasama dengan semua teman sekelasnya
3.   Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran murid
4.   Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi
5.   Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang di perlukan
 

BAB 3 PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi, saling bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.  Metode diskusi cocok digunakan dalam pembelajaran sejarah karena metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah dan juga dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama.
Langkah-langkah metode pembelajaran diskusi dalam pelajaran sejarah antara lain persiapan (memberikan kondisi belajar siswa, memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi, mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi), pelaksanaan (siswa melakukan diskusi, guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi, memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif, mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting), evaluasi (memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi, menilai hasil diskusi).
Kelebihan metode pembelajaran diskusi antara lain menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan, menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik dll.  Kelemahan dari metode pembelajaran diskusi antara lain tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar, peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara dll.
 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Wahab Abdul Aziz, Dr. M,A. Metode dan Model Pembelajaran IPS. Bandung: Alfabeta
2.      Huda, Miftahul.2013.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarata .Pustaka Pelajar.
3.      Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran  http:// www. scribd. com/ doc/ 1306 5635 / Metode-metode-pembelajaran. Diakses pada tanggal 19 maret 2010
7.      http://wawansuand.blogspot.com/2013/04/makalah-metode-diskusi-dalam-proses_6.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar