PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI
UNTUK VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan
mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang.
Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta
memeriahkan reformasi pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib
kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita, karena ia merupakan kunci
sukses untuk menggapai masa depan yang
cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang
tinggi dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, Negara dan
agama. Melihat peran pendidikan yang
begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah
keharusan. Dengan harapan proses belajar
mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran
efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah
kegiatan pembelajaran.
Metode adalah cara yang fungsinya
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama
dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain
faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan
efektif tidaknya penggunaan suatu metode, karenanya metode mengajar itu banyak
sekali dan sulit menggolong-golongkannya.
Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling
tinggi. Sebab metode yang “kurang baik”
di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru
yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai
teknik pelaksanaannya. Namun demikian,
ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada
metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri
umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim
dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan
yang kompleks. Mengingat kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin
menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih
unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai
semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi dan untuk selamanya.
Belajar sangat berkaitan erat dengan
pembelajaran, apalagi untuk kita sebagai calon pendidik. Tentunya kita harus bisa meningkatkan belajar
siswa dengan cara memberi motivasi sebelum mulai pembelajaran. Untuk meningkatkan semangat siswa, kita harus
berpikir kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Sehingga siswa akan merasa senang dan
tertarik dengan pembelajaran tersebut.
Maka, dengan mudah siswa menerima materi, memahaminya dan akan melekat
dalam diri siswa. Apalagi untuk mata
pelajaran Sejarah yang dianggap sangat membosankan oleh siswa karena materinya
hanya itu-itu saja dan tidak ada yang menarik
untuk itulah peran guru sangat penting untuk memunculkan motivasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah yang dapat dilakukan dengan
penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu metode
pembelajaran yang dilakukan guru dalam mata pelajaran sejarah yaitu diskusi.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah metode pembelajaran itu?
1.2.2. Apakah metode pembelajaran diskusi
itu?
1.2.3. Apa alasan penulis menerapkan metode
pembelajaran diskusi dalam mata pelajaran sejarah?
1.2.4. Bagaimanakah langkah-langkah metode
pembelajaran diskusi dalam pembelajaran sejarah?
1.2.5. Apa saja kelebihan yang didapat
dalam metode pembelajaran diskusi itu?
1.2.6. Apa saja kekurangan dalam metode
pembelajaran diskusi itu?
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui arti metode
pembelajaran
1.3.2. Untuk mengetahui arti metode
pembelajaran diskusi
1.3.3. Untuk mengetahui alasan penulis
menerapkan metode pembelajaran diskusi dalam mata pelajaran sejarah
1.3.4. Untuk mengetahui langkah-langkah
metode pembelajaran diskusi dalam mata pelajaran sejarah
1.3.5. Untuk mengetahui kelebihan metode
pembelajaran diskusi
1.3.6. Untuk mengetahui kelemahan metode
pembelajaran diskusi
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Metode Pembelajaran
2.1.1.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang
dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar pada siswa tercapai
sesuai dengan tujuan. Metode
pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk dan
juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut
dengan mudah.
Dibawah
ini pengertian dari metode pembelajaran menurut para ahli diantaranya :
1. Sagala, S. (2003:169) mengemukakan,
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan
kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.
2. Surakhmad, W. (1979:75)
mengemukakan, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan
3. Hatimah, I. (2000:10) metode
pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja,
melainkan juga untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar,
penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk
melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil
belajar dan pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.
2.1.2. Efektivitas Pemilihan Metode
Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif salah
satunya ditentukan oleh pemilihan metode pembelajaran saat guru menyusun
rencana pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Kemahiran guru untuk memilih
metode pembelajaran yang serasi dengan kebutuhan menurut Riwajatna, J.
(2003:51) ditentukan oleh pengalamannya, keluasan pemahaman guru tentang bahan
pelajaran, tersedianya media, pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan
karakteristik belajar. Metode
pembelajaran apapun yang digunakan oleh guru menurut Majid, A. (2005:136)
hendaknya dapat mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran.
Pertama, berpusat pada anak didik
(student oriented). Guru harus memandang
anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama,
sekalipun mereka kembar. Suatu kesalahan
jika guru memperlakukan mereka secara sama.
Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan.
Kedua, belajar dengan melakukan
(learning by doing). Supaya proses
belajar menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk
melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.
Ketiga, mengembangkan kemampuan
sosial. Proses pembelajaran dan
pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai
sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together).
Keempat, mengembangkan keingin tahuan
dan imajinasi. Proses pembelajaran dan
pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik, juga mampu
memompa daya imajinasi anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Kelima, mengembangkan kreativitas dan
keterampilan memecahkan masalah.
2.1.3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Sebagai suatu cara, metode tidaklah
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang
paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami
sifat-sifat masing-masing metode tersebut.
Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89), pemilihan dan
penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
Ø Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi
yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang
sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ø Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju
dari setiap kegiatan belajar-mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan
nasional. Metode yang dipilih guru harus
sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Ø Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar
yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Guru harus memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
Ø Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak didik di sekolah.
Ø Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian
yang berbeda. Latar pendidikan guru
diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya
penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan
menentukan metode.
2.1.4. Syarat-syarat Metode
Pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih,
2007:20), syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode
mengajar adalah :
Ø Metode mengajar harus dapat
mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa
Ø Metode mengajar harus dapat menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian siswa
Ø Metode mengajar harus dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
Ø Metode mengajar harus dapat
merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan
inovasi (pembaharuan)
Ø Metode mengajar harus dapat mendidik
murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui
usaha pribadi
Ø Metode mengajar harus dapat
meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
Ø Metode mengajar harus dapat
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari
2.1.5.
Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan utama dalam metode
pembelajaran adalah untuk menyampaikan meteri atau pesan yang terkandung dalam
isi kurikulum secara efektif, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima,
memahami, terekam dan tercerna dengan baik.
Berikut ini beberapa tujuan dari metode pembelajaran antara lain :
Ø Menghantarkan para siswa menuju pada
perubahan–perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar
dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk social
Ø Rumusan kemampuan yang diharapkan
dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir
pengajaran)
Ø Untuk tercapainya Tujuan Pendidikan
Nasional yang berbunyi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratif serta
bertanggung jawab“
2.2. Metode Pembelajaran Diskusi
2.2.1.
Pengertian Metode Pembelajaran Diskusi
Metode pembelajaran diskusi
adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi,
saling bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251).
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran,
dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Metode diskusi merupakan salah satu solusi
dalam memecahkan persoalan-persoalan kompleks yang sering kita jumpai dalam
kehidupan bermasyarakat, karenanya diskusi merupakan jalan yang banyak memberi
kemungkinan pemecahan terbaik dan dilakukan atas dasar kerjasama kelompok
secara musyawarah dan demokratis.
Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam
transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding
penggunaan ceramah, sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan
kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Diskusi merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan
yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat.
Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat
dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal
tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika
yang disepakati bersama.
Dibawah
ini pengertian dari beberapa ahli mengenai metode pembelajaran diskusi antara
lain :
a. Muhibbin
Syah (2000), metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan memecahkan masalah (problem solving).
Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
b. Suryosubroto (1997: 179), metode
diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang bergabung dalam
suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu
masalah.
c. Killen,
1988 (Wina Sanjaya, 2006), tujuan metode pemelajaran diskusi adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan.
d. Diskusi
merupakan komunikasi seseorang satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan
dan pendapat Arends, 1997 (Trianto, 2007).
e. Kamus
bahasa mendefenisikan diskusi sebagai suatu yang melibatkan saling adanya tukar
pendapat secara lisan, teratur dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok
pembicaraan tertentu.
f. Metode
pembelajaran diskusi yaitu suatu situasi dimana guru dengan siswa, siswa dengan
siswa yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan
dan pendapat. Pertanyaan yang ditujukan
untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif lebih tinggi Arends,
1997(dalam Trianto, 2007).
Menurut
Suryosubroto, 1997 : 181 (Trianto, 2007), metode pembelajaran diskusi digunakan oleh guru apabila
hendak :
Ø Mendorong
siswa berpikir kritis
Ø Mendorong
siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
Ø Mendorong
siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama
Ø Mengambil
satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama
Ø Memanfaatkan berbagai kemampuan yang
dimiliki oleh siswa
Ø Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing
Ø Memperoleh umpan balik dari para
siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai
Ø Membantu para siswa belajar berpikir
teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah
Ø Membantu para siswa belajar menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain)
Ø Mengembangkan motivasi untuk belajar
lebih lanjut
Pemanfaatan diskusi oleh guru
mempunyai arti untuk memahami apa yang ada didalam pemikiran siswa dan
bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi
yang terjadi selama pembelajaran yang berlangsung baik antar siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial
dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.
Berdasarkan
pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami
apa yang ada didalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan
informasi yang diajarkan melalui komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial
dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka. Pada metode diskusi materi pembelajaran tidak
diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa,
materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh karena
tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih
penting adalah proses belajar. Jenis
apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges, 1979 (Wina Sanjaya, 2006), dalam
proses pelaksanaanya guru harus mengatur kondisi agar :
a. Setiap
siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya
b. Setiap
siswa harus saling mendengar pendapat orang lain
c. Setiap
siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting
d. Melalui
diskusi, setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami
masalah-masalah yang dibicarakan dalam diskusi.
Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges (Wina Sanjaya, 2006), sebab
diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk dapat
mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bisa mendorong siswa
untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta dapat mengembangkan
pengetahuan siswa.
2.2.2. Prinsip Umum Penggunaan
Metode Pembelajaran Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan metode diskusi antara lain sebagai berikut :
a. Perumusan masalah atau
masalah-masalah yang didiskusikan agar dilakukan bersama-sama dengan siswa
b. Menjelaskan hakikat masalah itu
disertai tujuan mengapa masalah tersebut dipilih untuk didiskusikan
c. Pengaturan peran siswa yang meliputi
pemberian tanggapan, saran, pendapat, pertanyaan dan jawaban yang timbul untuk
memecahkan masalah
d. Memberitahukan tata tertib diskusi
e. Pengarahan pembicaraan agar sesuai
dengan tujuan
f. Pemberian bimbingan siswa untuk
mengambil kesimpulan
2.2.3.
Peranan Guru Sebagai Pemimpin
Diskusi
Untuk mempertahankan kelangsungan,
kelancaran dan efektivitas diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang
peranan menentukan. Mainuddin,
Hadisusanto dan Moedjiono menyebutkan sejumlah peranan yang harus dimainkan
guru sebagai pemimpin diskusi antara lain :
a. Initiating, yakni menyarankan
gagasan baru atau cara baru dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan
b.Seeking information, yakni meminta
fakta yang relevan atau informasi yang otoritarif tentang topik diskusi
c. Giving information, yakni fakta yang
relevan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta
d. Giving opinion, yakni memberikan
pendapat tentang pokok yang sedang dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk
menantang konsesus atau sikap "nrimo" kelompok
e. Clarifying, yakni merumuskan kembali
pernyataan sesorang; memperjelas pernyataan seseorang anggota
f. Elaborating, yakni mengembangkan
pernyataan seseorang atau memberi contoh atau penerapan
g.Controlling, yakni meyakinkan bahwa
giliran bicara merata; meyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara memperoleh
giliran bicara
h.Encouraging, yakni bersikap resetif
dan responsitif terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota
i. Setting Standards, yakni memberi
atau meminta kelompok menetapkan kriteria untuk menilai urunan anggota
j. Harmonizing, yakni menurunkan kadar
ketegangan yang terjadi dalam diskusi
k.Relieving tension, yakni melakukan
penyembuhan setelah terjadinya tegangan
l. Coordinating, yakni menyimpulkan
gagasan pokok yang timbul dalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan
gagasan
m. Orientating, yakni menyampaikan
posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan
diskusi selanjutnya
n.Testing, yakni menilai pendapat dan
meluruskan pendapat kearah yang seharusnya dicapai
o.Consensus Testing, menilai tingkat
kesepakatan yang telah dicapai dan menghindarkan perbedaan pandangan
p.Summarizing, yakni merangkum
kesepakatan yang telah dicapai
2.3. Alasan Memilih Metode
Pembelajaran Diskusi Dalam Pelajaran Sejarah
Metode diskusi cocok digunakan dalam
pembelajaran sejarah karena metode diskusi dapat meningkatkan
anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah dan juga dapat mendorong siswa untuk
berdialog dan bertukar pendapat dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk
berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun
tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama. Selain itu, metode diskusi dapat mendorong
siswa berpikir kritis,
mendorong
siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan menyumbangkan buah pikirnya untuk
memecahkan masalah bersama
sehingga dapat mengambil satu alternatif jawaban atau
beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan
yang seksama. Metode diskusi juga memanfaatkan berbagai
kemampuan yang dimiliki oleh siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan kemampuannya masing-masing, memperoleh umpan balik dari para siswa
tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai, membantu para siswa
belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan
kegiatan sekolah, membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan
diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain) dan mengembangkan motivasi
untuk belajar lebih lanjut.
Berdasarkan alasan diatas, metode
diskusi sangat cocok digunakan untuk pelajaran sejarah yang notabene metode
pembelajarannya lebih sering menggunakan ceramah. Sehingga dengan adanya metode diskusi yang
diterapkan dalam pelajaran sejarah ini, siswa merasa terpancing untuk menggali
kemampuan yang ada dalam dirinya supaya dapat mengeluarkan segala pendapatnya
dalam diskusi. Untuk siswa yang pendiam,
dalam diskusi siswa tersebut berusaha didorong oleh guru supaya siswa tersebut
tidak tertinggal dengan siswa yang lain dan bisa terlibat aktif dalam diskusi,
sehingga semua siswa dalam metode diskusi ini dapat bersikap kritis dan
mengutarakan pendapatnya masing-masing.
Jika dalam suatu pembelajaran sejarah, misalnya materi mengenai
G30/SPKI, dalam materi tersebut, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis
apakah benar PKI dalang dibalik peristiwa G30/SPKI, ataukah memang ada orang
lain yang terlibat didalamnya. Dalam
materi mengenai G30/SPKI tersebut, siswa juga dapat memberikan pendapatnya
mengenai peristiwa tersebut, tentunya pendapat siswa berbeda-beda yang kemudia
dari pendapat-pendapat tersebut, siswa dapat memahami arti sebuah keberagaman
dan dapat mengerti secara lebih luas lagi mengenai materi G30/SPKI melalui
pendapat siswa yang berbeda-beda tersebut.
2.4. Langkah-langkah Metode
Pembelajaran Diskusi Dalam Pelajaran Sejarah
Langkah-langkah metode pembelajaran
diskusi antara lain :
a.
Guru
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya, dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan ditentukan
bersama-sama oleh guru dan siswa
b.
Dengan
pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan
diskusi
c.
Para
siswa berdiskusi dalam kelompok, sedangkan guru menjaga ketertiban dan dapat
memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok dapat
berpartisipasi aktif dan diskusi berjalan lancar
d.
Kemudian
tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya
e.
Akhirnya
para siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi
dari tiap kelompok
Menurut pendapat ahli yang lain,
langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pelaksanaan metode pembelajaran
diskusi antara lain :
a.
Guru
menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta
kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan
b.
Guru
menjelaskan tujuan diskusi
c.
Guru
memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang
didiskusikan
d.
Guru
mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara
mengeluarkan pendapat
e.
Menjaga
suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mendengarkan apa yang sedang dikemukakan
f.
Mengatur
giliran berbicara agar tidak ada siswa yang berani dan berambisi menonjolkan
diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya
g.
Mengatur
agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok / problem
h.
Mencatat
hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan
siswa tidak menyadari pendapat yang salah
i.
Bukan
lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan
Sedangkan kegiatan yang dilakukan
siswa dalam pelaksanaan metode pembelajaran diskusi sebagai berikut:
a.
Menelaah
topic / pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem
dan topik kepada kelas
b.
Ikut
aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber
pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang
diajukan
c.
Mengemukakan
pendapat, baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan
bersama teman sebangku atau sekelompok
d.
Mendengar
tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru
dikemukakan
e.
Mendengarkan
dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau
kelompok lain
f.
Menghormati
pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat
g.
Mencatat
sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju
maupun bertentangan
h.
Menyusun
kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat
i.
Ikut
menjaga dan memelihara ketertiban diskusi
j.
Tidak
bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari
pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang
Adapun langkah- langkah pelaksanaan
metode pembelajaran diskusi lainnya yaitu :
1. Menyampaikan tujuan dan mengatur
setting
2. Mengarahkan diskusi
3. Menyelenggarakan diskusi
4. Mengakhiri diskusi
5. Melakukan tanya jawab singkat
tentang proses diskusi itu
Langkah-langkah metode pembelajaran
diskusi lainnya antara lain :
Agar proses pembelajaran dengan
metode diskusi berjalan dengan baik, lancar dan menghasilkan tujuan belajar
yang efektif, dapat menggunakan dan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini
:
a)
Persiapan
1.
Memberikan
kondisi belajar siswa (kegiatan awal)
2.
Memberikan
informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
3.
Mempersiapkan
sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu
pelaksanaan diskusi
b)
Pelaksanaan
1.
Siswa
melakukan diskusi
2.
Guru
merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
3.
Memberikan
kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif
4.
Mencatat
tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
c)
Evaluasi
1. Memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat kesimpulan diskusi
2. Menilai hasil diskusi (syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan,1995:113)
Langkah-langkah metode pembelajaran
diskusi dalam pelajaran sejarah antara lain :
a)
Persiapan
1. Memberikan kondisi belajar siswa
(kegiatan awal)
Langkah
awal yaitu terlebih dahulu guru mengkondisikan kelas yang akan dilangsungkan
diskusi, supaya kelas dapat terkendali.
Jika susana kelas sudah kondusif, barulah guru memulai.
2. Memberikan informasi atau penjelasan
tentang masalah tugas dalam diskusi
Setelah
itu, guru memberikan penjelasan tentang suatu masalah yang akan
didiskusikan. Misalnya masalah mengenai
G30/SPKI.
3.
Mempersiapkan
sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu
pelaksanaan diskusi
Setelah itu, guru menyiapakan segala
kebutuhan yang dibutuhkan saan diskusi, supaya siswa nyaman dengan adanya
diskusi.
b)
Pelaksanaan
1. Siswa melakukan diskusi
Setelah
guru menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam diskusi, barulah
diskusi dimulai oleh siswa mengenai materi G30/SPKI.
2. Guru merangsang seluruh peserta
berpartisipasi dalam diskusi
Kemudian
dalam kegiatan diskusi tersebut, guru merangsang seluruh siswa untuk
berpartisipasi dan mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi. Misalnya guru dengan mengimingi akan
memberikan hadiah atau memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif dalam
diskusi. Sehingga dengan adanya
pancingan dari guru tersebut, siswa diharapkan aktif semua dalam diskusi.
3.
Memberikan
kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif
Guru harus memberikan kesempatan
kepada semua siswa untuk berperan aktif mengeluarkan pendapatnya mengenai
materi G30/SPKI.
4.
Mencatat
tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
Dari diskusi tersebut, tentulah
didapatkan tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting dari siswa lainnya,
untuk itulah siswa harus mencatat tanggapan, saran dan ide yang dianggap
penting tersebut.
c)
Evaluasi
1. Memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat kesimpulan diskusi
Dengan
adanya diskusi tersebut, guru menugaskan kepada siswa untuk membuat suatu
kesimpulan dari materi G30/SPKI tersebut yang dapat diperoleh melalui
tanggapan, saran dan ide-ide yang dicatat oleh semua siswa tersebut.
2. Menilai hasil diskusi
Setelah
itu, barulah guru dapat menilai hasil diskusi maisng-masing siswa tersebut
mengenai materi G30/SPKI. Misalnya
patokan penilaian guru terletak pada keaktifan siswa dalam diskusi dll.
2.5.
Kelebihan
Metode Pembelajaran Diskusi
Kelebihan metode pembelajaran
diskusi antara lain :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah
dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan
berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
3. Membiasakan anak didik untuk
mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan
membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
4. Mendidik siswa untuk belajar
mengemukakan pikiran atau pendapat
5. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data
6. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama
7. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan
pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya
8. Membina suatu perasaan tanggung
jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan atau keputusan yang akan atau telah
diambil
9. Mengembangkan rasa solidaritas /
toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama
sekali
10.
Berdiskusi
bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja, tetapi
juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis
11.
Dengan
mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas
12.
Mempertinggi
peran serta secara perorangan
13.
Mempertinggi
peran serta kelas secara keseluruhan
14.
Memupuk
sikap saling menghargai pendapat orang lain
15.
Metode
diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar
16.
Setiap
siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan bahan pelajarannya masing-masing
17.
Metode
diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
18.
Dengan
mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi, diharapkan para siswa
dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri
19.
Metode
diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa
2.6.
Kelemahan
Metode Pembelajaran Diskusi
Kelemahan dari metode pembelajaran
diskusi antara lain :
1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok
yang besar
2. Peserta diskusi mendapat informasi
yang terbatas
3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang
suka berbicara
4. Biasanya orang menghendaki pendekatan
yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
5. Tidak semua topik dapat dijadikan
metode diskusi, hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat
didiskusikan
6. Diskusi yang mendalam memerlukan
banyak waktu
7. Sulit untuk menentukan batas luas
atau kedalaman suatu uraian diskusi
8. Biasanya tidak semua siswa berani
menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa
mengemukakan pendapat
9. Kadang-kadang pembahasan dalam
diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur
10.
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
dikontrol akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga
dapat mengganggu iklim pembelajaran
11.
Suatu
diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya, sebab
tergantung kepada kepemimpinan sisiwa dan partisipasi anggotanya
12.
Suatu
diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya
13.
Tidak
semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang barsifat problematik saja
yang dapat didiskusikan
14.
Apabila
suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya, maka
biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya
15.
Sering
terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya
16.
Jumlah
siswa dalam skala besar dapat mempengaruhi kesempatan siswa lain untuk
mengemukakan pendapatnya
Untuk mengatasi beberapa kelemahan
dari metode pembelajaran diskusi tersebut, Drs. Yusuf Djajadisastra (1982)
mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah
:
1.
Murid-murid
dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang kecil, misalnya 5 orang murid
setiap kelompok, kelompok kecil ini harus terdiri dari murid yang pandai dan
kurang pandai
2.
Membentuk
lagi kelompok-kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota. Dengan demikian semua murid akan pernah
mengalami suasana kerjasama dengan semua teman sekelasnya
3.
Topik-topik
atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari
buku-buku pelajaran murid
4.
Mengusahakan
penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi
5.
Menyiapkan
dan melengkapi semua sumber data yang di perlukan
BAB
3 PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi,
saling bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Metode diskusi cocok digunakan dalam pembelajaran sejarah
karena metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah dan juga dapat
mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat dengan tujuan agar siswa
dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan
yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama.
Langkah-langkah metode pembelajaran
diskusi dalam pelajaran sejarah antara lain persiapan (memberikan kondisi
belajar siswa, memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam
diskusi, mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau
tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi), pelaksanaan (siswa melakukan
diskusi, guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi, memberikan
kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif, mencatat tanggapan atau
saran dan ide-ide yang penting), evaluasi (memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat kesimpulan diskusi, menilai hasil diskusi).
Kelebihan metode pembelajaran
diskusi antara lain menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan, menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka
saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik dll. Kelemahan
dari metode pembelajaran diskusi antara lain tidak dapat dipakai dalam kelompok
yang besar, peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, dapat dikuasai
oleh orang-orang yang suka berbicara dll.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Wahab Abdul Aziz, Dr. M,A. Metode dan Model Pembelajaran IPS. Bandung: Alfabeta
2. Huda, Miftahul.2013.Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarata .Pustaka Pelajar.
3. Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran http://
www. scribd. com/ doc/ 1306 5635 / Metode-metode-pembelajaran. Diakses pada tanggal 19 maret 2010
7. http://wawansuand.blogspot.com/2013/04/makalah-metode-diskusi-dalam-proses_6.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar